Jelajahi Sanghyang Poek, Goa Purbakala Eksostik dan Alami

Sebelum Sanghyang Heuleut di Saguling, akan ditemukan terlebih dahulu Sanghyang Poek. Keindahan alam dari Sanghyang Poek tidak kalah indah dari tempat wisata lainnya.

Bahkan, Sanghyang Poek ini merupakan gua purbakala yang terbentuk secara alami karena proses alam dan tanpa ada campur tangan manusia.

NITA NURDIANI PUTRI – SAGULING

Menurut salah seorang pemuda peduli lingkungan, Lusi Nursa’adah, 25, Sanghyang Poek ini termasuk ke dalam jenis gua karst, yaitu kawasan batu gamping yang telah melalui proses karstifikasi/pelarutan.

’’Gua ini memiliki julukan poek yang diambil dari bahasa Sunda yaitu pengertian dari gelap,” katanya kepada Bandung Ekspres, kemarin.

Diakui, saat memasuki dalam gua memang sangat gelap. Namun apabila masuk dan menggunakan alat penerang, akan menjumpai bentuk dari stalakmit dan stalaktit yang berkilauan layaknya sebuah berlian. Tempat tersebut berlokasi di Kecamatan Saguling, tepatnya berada di kawasan PLTA Saguling.

Untuk mencapai lokasi ini bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Patokan yang paling mudah adalah PLTA Saguling. Goa itu berada sekitar 5 km dari gapura utama PLTA Saguling.

’’Untuk mencapai lokasi Sanghyang Poek ini harus dengan berjalan kaki karena kendaraan tak bisa masuk,” ucapnya.

Dia menjelaskan, apabila ingin mengunjunginya yang perlu dilakukan adalah sampai ke lokasi PLTA Saguling yang terdapat pipa raksasa. Dari lokasi tersebut, dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah hutan dan melawan arus sungai.

’’Perjalanan kurang lebih sekitar satu km dan di ujung akan menemukan sebuah gunung kecil yang terdapat Goa ,” tuturnya.

Jarangnya pengunjung, dikarenakan warga setempat sengaja membuat sebuah dongeng untuk menakut-nakuti. Hal tersebut agar alam sekitar bisa terjaga. Apabila tidak dilakukan, alam sekitar akan mudah rusak. ’’Diharapkan terkenalnya Sanghyang Heuleut bisa menjaga alam sekitar,” tandasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan