Kesal Bertahun-Tahun Bau Limbah, Ratusan Warga blokir Pintu Masuk Pabrik

PURWAKARTA – Kesal karena bertahun-tahun harus mencium bau limbah kimia, Ratusan warga Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta, memblokir pintu masuk pabrik PT South Pacific Viscose (SPV).

Aksi tersebut dipicu kekesalan warga yang tidak mendapatkan perhatian dari manajemen perusahaan tersebut, terkait kompensasi yang seharusnya diberikan perusahaan untuk warga yang terdampak atas bau limbah.

Mereka menuntut sejumlah kompensasi dari pabrik atas bau yang ditimbulkan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.

Menurut salah seorang warga yang unjuk rasa, Ela (40) mengatakan, ia geram dengan kondisi bau bahan kimia dari polusi udara tidak sedap yang ditimbulkan.

Selama ini, kata Ela, hanya sebagian warga saja yang mendapat bantuan atau kompensasi. Sebagian lainnya tidak mendapatkan apa-apa. Padahal mereka juga merasakan dampak dari aktivitas pabrik tersebut.

“Kami cuma dapet baunya aja, CSR nya, sembakonya, kami belum pernah dikasih,” katanya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Cicadas, Erik Wahyudin menjelaskan, protes warga tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan atas jawaban perusahaan. Yang sebelumnya sudah membuat surat ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Surat itu berkaitan dengan tanggapan perusahaan soal permohonan bantuan warga di lingkungan RW 01, 02 dan 03, termasuk lingkungan RT 01, dan RT 07 Desa Cicadas.

“Warga tidak merasa puas dengan jawaban yang diberikan pihak perusahaan, karena jawaban sangat jauh dari harapan dan keinginan warga, sehingga mereka melakukan aksi penutupan jalan akses ke PT SPV sesuai dengan peryataan sikap yang dibuat tertanggal 22 Desember 2021,” ungkapnya.

Tuntutan emak-emak ini di antaranya bantuan sembako, kesempatan kerja bagi warga sekitar, beasiswa pendidikan bagi anak-anak di sekitar pabrik.

Akibat aksi ini, sejumlah buruh pabrik yang mau bekerja terpaksa harus tertahan di luar.

Mereka sama sekali tidak bisa bisa masuk ke areal pabrik. Arus lalu lintas pun tersendat hingga menimbulkan kemacetan cukup panjang. (san/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan