Jawa Barat Membaca

Oleh : Ateng Kusnandar Adisaputra

HARI ini Senin 25 Oktober 2021, tidak terasa Gerakan Pemasyarakat Minat Baca (GMPB) sudah berlangsung 20 tahun, sejak dicanangkan pada tanggal 25 Oktober 2001 di Istana Bogor. GPMB digalakan oleh Pemerintah untuk menyadarkan pentingnya membaca sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, untuk mewujudkan masyarakat yang berwatak dan berbudi pekerti luhur sebagai subjek pembangunan nasional.

GPMB selanjutnya menjadi organisasi sosial yang kepengurusannya di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sampai ke desa/kelurahan.

Bila kita lihat sejarah, Indonesia merupakan bangsa yang telah maju, memiliki peradaban cukup tinggi, tertua di kawasan Asia Tenggara, budaya membaca dan menulis sudah menjadi kebiasaaan. Sebagai bukti, pada abad ke-2, situs Kutai Kartanegara sudah ditemukan di Kalimantan Timur. Abad ke-8, Kerajaan Sriwijaya berhasil membangun Candi Borobudur ketika  Dinasti Syailendra di bawah kekuasaan Samaratungga. Abad ke-10-15, Kerajaan Majapahit berhasil membangun imperium yang luasnya hampir seluruh Asia.

Bukti sejarah tersebut, bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara lainnya, peringkat tingkat kegemaran membaca harus lebih baik, karena telah memiliki peradaban yang sudah maju.

Akan tetapi, berdasarkan riset NOP World Culture Indekx Score (2018), Indonesia peringkat 17 dari 30 negara, dengan waktu membaca 6 jam/pekan. Hasil riset The Digital Reader, Amazon (2020), Indonesia meraih peringkat 16 dari 22 negara, dengan waktu membaca 6 jam/pekan.

Demikian pula, berdasarkan hasil kajian tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI tahun 2020, frekuensi membaca masyarakat Indonesia rata-rata 4 kali/pekan, durasi membaca 1 jam 36 menit/hari, dan jumlah buku yang di baca 2 judul buku per 3 bulan. Secara nasional, hasil riset tingkat gemar membaca berada pada skor 55,74 point (kategori cukup).

Bagaimana dengan penduduk Jawa Barat berkaitan dengan tingkat kegemaran membaca? berdasarkan hasil kajian Perpusnas RI tahun 2020, Provinsi Jawa Barat memiliki nilai 62,84 point. Meskipun tingkat kegemaran membaca masyarakat Jawa Barat nilainya 62,84 point, akan tetapi masih jauh dari target mencapai 100 point.

Dari sisi hilir, akibat rendahnya budaya baca akan mengakibatkan rendahnya indeks literasi, dan berdampak kepada : indeks pembangunan manusia rendah, daya saing global rendah, indeks inovasi rendah, dan income perkapita rendah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan