Begini Persiapan Kemenag dalam Penyelenggaraan Ibadah Umrah

JAKARTA – Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), terus mematangkan proses persiapan penyelenggaraan ibadah umrah 1443 H. Langkah ini dilakukan menyusul pernyataan Pemerintah Arab Saudi yang mengizinkan jamaah Indonesia dapat melaksanakan umrah.

Adapun, persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain terkait pembukaan akses data sertifikat vaksin jamaah umrah dalam aplikasi PeduliLindungi, serta integrasi aplikasi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) dengan aplikasi PeduliLindungi.

Kedua hal ini dibahas bersama oleh Tim Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Sistem Informasi Haji dan Umrah (Sihdu), Pusat Data dan Informasi Kemenkes, serta tim Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin mengatakan, integrasi Siskopatuh dan PeduliLindungi diperlukan dalam rangka menyesuaikan dengan kebutuhan informasi data dalam sistem aplikasi yang dikembangkan Arab Saudi.

“Saudi membutuhkan data jamaah umrah, baik yang terkait kesehatan maupun pemaketan layanan umrah. Sehingga perlu ada upaya integrasi data dalam peduli lindungi dan siskopatuh,” terang dia, Jumat (15/10).

Data Siskopatuh ini akan memiliki informasi perihal penyelenggaraan ibadah umrah, seperti nama jamaah, tanggal lahir, nomor paspor, PPIU dan paket layanan umrah. Sedangkan data PeduliLindungi mencakup data kesehatan, khususnya vaksin dan hasil PCR.

“Kedua sistem ini dalam proses integrasi agar bisa ditampilkan saat diakses melalui QR Code,” ujar Arifin.

Kasubdit Sihdu Hasan Affandi menambahkan, ada tiga opsi yang didiskusikan terkait skema penggunaan QR Code. Pertama, QR Code Peduli Lindungi dicetak lalu ditempel di kartu umrah.

“Kendalanya, ada potensi salah tempel QR Code jamaah. Jika itu terjadi, maka data yang muncul akan berbeda dengan dokumen jamaah. Model ini digunakan oleh jamaah asal Nigeria,” imbuh dia.

Kedua, QR Code Siskopatuh ditempel di kartu vaksin jamaah yang telah dicetak. Pada opsi ini, jamaah harus mencetak kartu vaksin, model ini pun juga digunakan jamaah asal Qatar dan Bangladesh. “Opsi ketiga, kita siapkan QR Code tunggal di kartu umrah. QR Code itu akan menampilkan data kesehatan sekaligus data layanan umrah jemaah,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan