Menko PMK Jumpai Anak yang Kehilangan Orang Tuanya Akibat Covid-19

CIMAHI – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjumpai anak-anak di Kota Cimahi yang kehilangan orang tuanya yang meninggal akibat Covid-19.

Pertemuan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dengan para anak yatim, piatu dan yatim piatu berlangsung di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi pada Kamis (7/10). Ada 10 anak yang dihadirkan.

“Saya silaturahmi dengan anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19,” ujar Muhadjir.

Ia sengaja bertemu dengan para anak yang ditinggal orang tuanya untuk memastikan bahwa masa depan mereka tetap terjamin dan tidak sampai terlantar lantaran ditinggal orang tuanya akibat Covid-19.

“Saya harus memastikan bahwa mereka masa depannya terjamin. Tidak boleh sampai terlantar karena ditinggal orang tuanya. Yang penting harus ada jaminan bahwa kelanjutan studi mereka aman,” sebutnya.

Dalam kesempatan kunjungannya kali ini, Muhadjir meminta Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi Ngatiyana segera mengintruksikan Dinas Pendidikan Kota Cimahi dan Dinas terkait lainnya agar para anak-anak yang ditinggal orang tuanya akibat Covid-19 agar mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

“Semua anak yatim, piatu maupun yatim piatu akibat korban Covid-19 harus mendapatkan KIP dari bapak Presiden agar memastikan yang bersangkutan studinya tetap berjalan tidak terputus ditengah jalan,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana memperkirakan ada sekitar 400 anak yang kehilangan orang tuanya yang meninggal akibat Covid-19. Hal itu berdasarkan data jumlah warha yang dikebumikan menggunakan protokol Covid-19.

“Di Cipageran sendiri yang orang tuanya yang meninggal karena Covid ada 59 orang, Citeureup ada sekitar 61. Di Cimahi sekitar 400 lebih,” ungkap Ngatiyana.

Sesuai arahan Menko PMK, kata Ngatiyana, pihaknya memastikan semua anak yang kehilangan orang tuanya akibat terpapar Covid-19 akan mendapatkan KIP. Bahkan diusahakan hingga masuk perguruan tinggi.

“Sesuai arhaan Pak Menko supaya dipehatikan. Diperhatikan sampai SMA untuk memiliki KIP. Dan diusahakan punya KIP sampai kuliah,” pungkasnya. (fey)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan