Keren Nih, Mahasiswa IPB Produksi Tas Jinjing dari Bahan Ampas Tebu

BOGOR – Tim mahasiswa IPB University berhasil membuat inovasi dan memproduksi tas jinjing dari ampas tebu yang dijual seharga Rp10 ribu per buah serta melayani pemesanan melalui media sosial.

“Tas jinjing dari bahan baku ampas tebu ini ramah lingkungan, sekaligus bisa menambah nilai ekonomis ampas tebu,” kata Ketua Tim Mahasiswa IPB Depicha Zambustya Zamborita, sebagaimana keterangan tertulis Humas IPB University di Bogor, Jawa Barat, Senin. (7/9)

Mereka memasarkan produksinya melalui media sosial instagram dengan akun bag.gase dan merupakan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) 2021 di kampusnya.

Tim mahasiswa IPB yang membuat tas jinjing dari ampas tebu ini adalah Depicha Zambustya Zamborita, Siti Ira Sinta Wati, Habib Vian Niswara, dan Garnish Eka Prastyaningrum. Tim tersebut dibimbing oleh dosen pendamping Dr Burhanuddin.

Menurut Depicha, tas jinjing dari ampas tebu ini adalah inovasi mahasiswa, sebagai tas ramah lingkungan untuk menggantikan penggunaan tas palstik kresek yang saat ini banyak digunakan masyarakat.

Pembuatan tas jinjing dari ampas tebu dengan pertimbangan, karena ampas tebu adalah limbah padat dari pengolahan industri gula tebu.

Pemanfaatan tebu, kata dia, juga masih terbatas pada industri pengolahan gula yang hanya mengambil airnya, sedangkan ampasnya sekitar 35-40 persen dari berat tebu yang telah digiling, hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri atau dibuang menjadi limbah.

“Pabrik gula tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan, karena hanya beberapa bagian yang dapat diolah untuk bahan bakar, sehingga ampas tebu belum terkelola dengan baik dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” katanya.

Mencermati hal tersebut, Depicha dan tim, membuat tas jinjing dari ampas tebu untuk menambah nilai ekonomi ampas tebu tersebut.

“Dengan mensosialisasikan pemanfaatan produk dari bahan ramah lingkungan dapat membantu pemerintah untuk mengurangi pemanfaatan produk plastik yang limbahnya sulit diurai,” katanya.

Depicha yang masih kuliah di semester lima Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (SKPM FEMA) IPB ini menyatakan, tas dari ampas tebu tersebut dirancang sesuai dengan budaya nusantara dan tradisi daerah, sehingga menambah keindahan produk tas jinjing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan