Dinkes Kota Bandung: Klaster Perkantoran Bisa Menjadi Klaster Keluarga

BANDUNG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan, penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan perkantoran dapat memicu terbentuknya klaster keluarga.

“Jadi dari rumah baik-baik aja, tiba-tiba pas dateng ke kantor tertular. Terus pulang ke rumah menjadi klaster keluarga, itulah kenapa sebabnya Pemkot menutup dulu Balai Kota,” ujar Ahyani, Rabu (30/6)

“Tapi kalau dari pekerja di bidang kesehatan mah gak boleh WFH (work from home). Karena kita tidak henti-hentinya harus melakukan tracing. Satu kasus saja tracingnya bisa 10 sampai 15 orang,” sambungnya.

Ahyani menuturkan strategi dari Dinas Kesehatan untuk memutus penyebaran Covid-19 dari yang awalnya 3M, kemudian 5M, serta vaksinasi dan ditambah 3T.

Pihaknya terus menggencarkan vaksinasi, dan terus mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari kegiatan yang menimbulkan interaksi seperti makan bersama atau kumpul-kumpul tidak jelas.

“Kadang masih ketemu yang suka gak pake masker, masih ketemu yang kerumunan, di Kota Bandung bukan hanya orang bandung aja, jadi mobilitasnya tinggi dari berbagai daerah, jadi kita harus menerapkan rumus 5M tambah vaksinasi dan 3T,” katanya.

Kemudian Ahyani mengimbau untuk memastikan di lingkungan tempat tinggal kita itu patuh, bila perlu 1×24 jam harus lapor kepada RT atau RW, setiap pendatang karena penyebaran virus Covid-19 sudah menjadi transmisi di masyarakat. Bila ada yang positif Covid-19 di lingkungannya, masyarakat diimbau untuk tidak panik.

“Kita sudah mengedarkan nomor hotline, mengedarkan surat cara-cara isoman, mengedukasi juga kalau positif jangan panik dan tahu harus telpon siapa. Misalkan karena panik dia positif, dia lari kemana-mana ke klinik sana ke klinik sini. Jadinya malah OTG jalan-jalan,” imbaunya.

Menurutnya dibutuhkan pengorganisasian dari tingkat yg paling kecil seperti RT atau RW, menghidupkan kembali gotong royong, empati saling berbagi, memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa Covid-19 bukan aib.

“Saya kira kekuatan sosial ini harus dibangun lagi. Saatnya kita turun tangan bukan tunjuk tangan apalagi lepas tangan, jangan saling menyalahkan saatnya memberikan solusi,” pungkasnya.
(MG8)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan