Curahan Hati Sopir Ambulans: Kita Ini Sudah Lelah, Semoga Pandemi Cepat Berlalu!

Menjadi Sopir Ambulan adalah pilihan. Di tengah kesibukan mengantar pasien dan jenazah Aan selalu semangat memberikan pelayanan dengan ikhlas. Hanya saja profesinya itu, mengandung resiko besar yang ikut mengancam jiwanya.

 

Yully Yulianti, Kabupaten Bandung

Raut wajahnya terlihat lelah. Pria berumur setengah abad itu tampak kuyu. Maklum saja dalam beberapa hari ini dia harus bolak-balik menjemput dan mengantar jenazah atau pasien yang terpapar Covid-19.

Aan Suherman, 52 adalah salah-satu sopir ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan Kabupaten Bandung. Dia mengeluti profesi sebagai sopir Ambulan sejak 1997 lalu.

Sudah 24 tahun lalu Aan selalu hilir mudik membawa pasien  yang membutuhkan pertolongan medis atapu jenazah. Baginya, profesi sebagai sopir Ambulans adalah tugas mulai sekaligus ibadah.

Saat ditemui, Aan sedang membersihkan kendaraan ambulans. Dia baru saja menjemput pasien Covid-19 untuk di tangani di RSUD Al Ihsan.

Kendati begitu, wajah Aan terlihat cemas, ketika ditanya jumlah sopir ambulans yang bertugas di Rumah Sakit milik Pemprov Jabar itu.

Aan sempat terdiam, tatapan matanya tajam ke depan. Dia seperti mengingat wajah rekan-rekannya yang saat ini terbaring karena ikut terinfeksi virus yang mematikan itu.

‘’Teman-teman saya sakit. Tertular Covid, semuanya diliburkan dan sedang dalam perawatan,’’ucap Aan seraya kembali membersihkan bagian kap kendaraan ambulans dengan disinfektan.

Meski sebagian rekan kerjanya sakit, Aan tak patah semangat menggeluti tugas mulianya itu. Lonjakan angka Covid-19 tida membuat Aan menyerah.

Dia mengaku, suara Hp nya hampir tidak pernah berhenti berdiring, sebab, setiap beberapa jam, selalu mendapat tuga untuk mengantarkan Pasien Covid-19.

Kondisi ini jelas sangat menguras tenaga. Sebab, mengantar jenazah atau pasien Covid-19, hanya bisa dilakukan enam kali dalam sehari. Itupun kalau jaraknya jauh.

Meningkatnya kasus Covid-19, membuat aktivitas Aan terus super sibuk. Bahkan, sampai tidak sempat pulang ke rumah. Aan selalu memberikan kabar kepada anak dan istri agar mereka selalu tenang.

Sebagai manusia biasa, Aan mengaku membawa mobil ambulans saat kondisi pandemi, memiliki rasa takut. Dia tidak ingin keluarganya jadi ikutan terpapar virus Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan