CICALENGKA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahap pertama telah berlangsung sejak Senin (7/6) kemarin.
Terkait hal itu, Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) sudah memberikan sosialisasi PPDB tahap pertama agar dilakukan mulai dari 7 hingga penutupan pada 11 Juni 2021.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres pada Kamis (10/6) kemarin, salah satu sekolah swasta di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung dikabarkan telah membuka PPDB jauh sebelum jadwal yang disosialisasikan Disdik Jabar.
Tak membutuhkan waktu lama, wartawan Jabar Ekspres menemukan sekolah swasta yang disebut-sebut telah “mencuri start” PPDB lebih dulu itu. Sekolah swasta tersebut yakni SMA Bina Muda.
Bahkan, berdasarkan penelusuran, pihak sekolah ternyata diduga telah membuka penerimaan siswa sejak dua bulan lalu.
Di antaranya pada bulan April, SMA Bina Muda lebih dulu membuka PPDB gelombang pertama. Dengan jumlah 11 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 36 orang siswa.
Lalu, pada bulan Mei, SMA Bina Muda diketahui telah menutup penerimaan siswa baru dikarenakan sudah memenuhi kuota 100 persen.
Menanggapi hal itu, panitia PPDB SMA Bina Muda, Johari Komara membenarkan, pihaknya telah membuka lebih awal penerimaan siswa baru di bulan April hingga Mei 2021.
Menurutnya, pembukaan PPDB lebih dulu yang dilakukan SMA Bina Muda tidak ada masalah, sekalipun pihak Disdik Jabar telah mengetahuinya.
“Kami mulai membuka pendaftaran penerimaan siswa baru tanggal 15 April sampai 30 April gelombang pertama. Penerimaan itu khusus bagi siswa SMP Bina Muda,” kata Johari saat ditemui di lokasi, Jumat (11/6) kemarin.
Sementara untuk umum, ucap Johari pendaftaran dilakukan pada 3 Mei hingga kuota terpenuhi.
“Untuk umum pendaftaran mulai 3 Mei sampai kuota terpenuhi. Kita tutup pendaftaran di tanggal itu dengan waktu hanya 3 jam saja,” pungkas Johari.
Adapun untuk uang bangunan bagi siswa baru, ujarnya, sebesar Rp2,5 juta rupiah.
Johari menjelaskan, jika nantinya siswa yang telah mendaftar tidak melanjutkan pendidikan di SMA Bina Muda tetapi sudah membayar administrasi, maka ada pemotongan biaya berjumlah Rp750 ribu rupiah.
“Sekolah kami memungut iuran bulanan kepada siswa sebesar Rp150 ribu rupiah,” imbuh Johari.