Mengajarkan Matematika pada Bayi

JANGAN heran, seorang manusia yang masih kecil memiliki kemampuan luar biasa dalam berbagai hal, tidak terkecuali matematika. Mengajar bayi atau muda usia , akan lebih mudah ketimbang mengajar pada usia dewasa. Tentu dalam hal ini, belajar sambil bermain. Anak dikondisikan bahwa sesuatu yang sedang dia lakukan adalah pengalaman hidup yang tidak bisa dilupakan.

Persiapan apa saja yang semestinya harus dilakukan? Ada dua faktor yang perlu kita siapkan. Pertama sikap kita waktu mengajar. Kedua, bahan-bahan apa saja yang perlu kita gunakan.

Anak-anak mulai belajar sejak  mereka baru dilahirkan. Proses berfikir seorang manusia, dimulai pada sekitar tiga bulan bagi anak yang cerdas, dan pada usia delapan belas bulan bagi anak yang lamban. Pada saat kelahiran, proses berpikir bagi anak yang sehat merupakan naluri yang tidak bisa dielakkan. Setelah pertumbuhan satu tahun, proses berpikir itu masih bersifat kekanak-kanakan tetapi manusiawi, dan tetap tidak bisa dielakkan.

Belajar adalah peristiwa yang menajubkan selama hidup. Belajar adalah sesuatu yang didambakan, teramat penting bagi perjalanan hidup setiap manusia. Kita tidak boleh lupa bahwa belajar adalah permainan yang paling hebat, bukan suatu pekerjaan. Belajar adalah “gula-gula” bukan sayur mayur yang tidak disukai anak. Belajar adalah sebuah hadiah, bukan suatu hukuman. Belajar adalah kehormatan bukan caci maki dan penghinaan.

Janganlah sekali-kali membohongi anak, dijamin kita tidak akan berhasil. Sebab, jika kita bersikap buruk kepadanya, maka akan selamanya dia berpandangan apa yang disampaikan itu walaupun benar akan berpikir dua kali.

Dengan demikian usaha apapun yang kita berikan kepada anak kita akan sulit diterimanya. Ibarat kehidupan ini, satu kali masyarakat tidak percaya kepada kita, jangan harap secepat itu masyarakat mempercayai kita kembali. Untuk itu kita mengajarkannya dengan rasa tulus  dan kejujuran ditanamkan kepada dirinya. Juga tidak kalah penting, waktu yang digunakan tidak terlalu lama, bahkan sesingkat mungkin. Kita harus cepat menghentikan setiap permainan itu sebelum anak ingin berhenti.

Bahan yang digunakan

Pertama, seratus potong kertas manila putih berukuran 28 X 28 cm, masing-masing salah satu mukanya ada bola merah dengan garis tengah 2 cm. Bola-bola itu berjumlah dari satu hingga seratus pada kertas terakhir. Di balik kartu terdapat angka yang menyatakan jumlah bola yang ada.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan