Puluhan Warga Positif COVID-19, Sinyal Cimahi Bakal Masuk Zona Merah?

CIMAHI – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengaku khawatir ada lonjakan kasus COVID-19 setelah lebaran ini. Termasuk dari para pemudik yang berhasil pulang kampung lantaran lolos penyekatan.

Kekhawatiran Ngatiyana bukan tanpa alasan. Sebab terbaru ada 21 orang positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test antigen massal yang dilaksanakan di Pemkot Cinahi, Jalan Rd. Hardjakusumah pada Minggu (23/5) tadi.

Dari 21 orang positif COVID-19 tersebut rata-rata merupakan klaster keluarga. Tercatat hari ini ada empat sampel yang melakukan rapid test antigen gratis ini.

“Dari 400 orang sampel, ternyata ada 21 yang positif COVID-19. Ini rata-rata klaster keluarga karena ada yang sekeluarga 3 orang dan 4 orang,” terang Ngatiyana.

Ngatiyana mengatakan jika dari 21 orang yang positif COVID-19 tersebut, beberapa di antaranya ada yang baru saja melakukan perjalanan mudik. Ada juga warga luar daerah yang kebetulan sedang berada di Kota Cinahi.

“21 orang ini ada yang baru mudik dan ada yang orang luar Cimahi tapi kerja dan tinggal di Cimahi. Ada yang orang Bogor dan Cianjur tapi kerja di sini. Lalu ada yang dari Baleendah dan kuliah di sini,” beber Ngatiyana.

Pihaknya berupaya melakukan pelacakan sejak dini dengan melaksanakan rapid test antigen masif.

“Makanya kita lakukan rapid test antigen ini karena khawatir ada lonjakan kasus baru usai lebaran dan memang terbukti,” kata Ngatiyana.

Ngatiyana juga meminta pada masyarakat lainnya yang sempat melakukan perjalanan mudik pada libur lebaran lalu agar segera melakukan rapid test antigen supaya diketahui kondisinya secara pasti.

“Untuk masyarakat yang belum rapid test antigen ini diimbau segera tes apalagi yang sebelumnya keluar kota dan merasa ragu dengan kondisinya maka periksa. Kita juga sedang menunggu data dari RW soal jumlah warga yang sempat mudik,” sebutnya.

Dirinya menyebut tidak menutup kemungkinan Kota Cimahi bisa kembali masuk ke zona merah sebaran COVID-19. Namun pihaknya berupaya agar hal tersebut tidak terjadi.

“Kita lihat nanti saja, karena sekarang kan masih zona oranye. Kita lakukan segala upaya antisipasi, seperti dengan tes masif dan menutup tempat umum yang menimbulkan kerumunan supaya tidak jadi lonjakan kasus transmisi lokal,” tukas Ngatiyana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan