Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Terus Digencarkan di Indonesia

JAKARTA – Sebagai tuan rumah KTT Perubahan Iklim COP26, Indonesia memimpin forum dialog Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT) sebagai cochair bersama dengan Inggris.

Forum ini merupakan side event sepanjang tahun dalam rangkaian kegiatan Sidang Perubahan Iklim COP26. Agenda puncaknya akan diadakan pada bulan November di Glasgow, Inggris.

Pertemuan awal pejabat negara setingkat Menteri (First Ministerial Roundtable) dihadiri menteri yang mewakili dari 26 negara telah dilakukan pada Kamis (15/04).

Forum ini bertujuan, untuk kolaborasi, baik negara-negara produsen maupun konsumen dalam mempromosikan perdagangan komoditas dan pembangunan. Sembari menguatkan perlindungan terhadap lingkungan dan hutan.

Conference to The Parties (COP) sendiri merupakan, konferensi pengambilan keputusan tertinggi terkait Konvensi Kerangka Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation Framework Convention on Climate Change – UNFCCC).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertemuan perdana tingkat menteri ini memberi kesempatan untuk melakukan dialog terbuka antara negara-negara produsen dan konsumen.

‘’Jadi dalam masalah keberlanjutan guna mempromosikan dan meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial serta perlindungan lingkungan,”tutur Erlangga, Jumat, (16/4)

Di tengah banyaknya kebijakan perdagangan yang restriktif dari negara-negara Eropa, memlaui forum ini Indonesia bertekad untuk menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi.

“Indonesia akan memimpin dengan memberikan contoh (leading by example),” kata Menko Airlangga.

Indonesia telah mengambil langkah konkret sebagai negara pertama yang mengimplementasikan Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bersama Uni Eropa dan Inggris. Indonesia juga telah melakukan penguatan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Erlangga menuturkan, pada 2020, Indonesia juga telah berhasil menurunkan 91,84 persen luas area kebakaran lahan dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kebakaran hutan di Indonesia pada tahun lalu adalah seluas 300.000 hektare, sementara itu di Amerika Serikat seluas 3,5 juta hektare, di Uni Eropa seluas 400.000 hektare, hutan amazon seluas 2,2 juta dan 18,6 juta hektare di Australia pada periode yang sama.

Pada kesempatan sama, Menteri Pasifik dan Lingkungan Inggris, Lord Zac Goldsmith menyampaikan, pentingnya membangun momentum dan meningkatkan kolaborasi dalam menyusun peta jalan dan merumuskan aksi-aksi konkret untuk dapat disepakati nantinya pada Sidang Perubahan Iklim COP26 di Glasgow.

Tinggalkan Balasan