SUMEDANG – Pengelolaan sampah organik agar tidak merusak lingkungan telah menjadi perhatian para pencinta lingkungan.
Berdasarkan data dari laman Ciptakarya.pu.go.id, setiap orang di Kabupaten Sumedang bisa menimbulkan 2.5 liter sampah per hari, sementara jumlah penduduknya hampir mencapai dua juta jiwa. Jumlah tersebut terbilang besar dan timbulan sampah yang sebegitu banyaknya bisa menjadi sumber penyakit atau merusak lingkungan.
Menghadapi masalah tersebut, Coca-Cola Amatil berinisiatif memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat mengubah sampah, khususnya sampah organik, menjadi berkah. Caranya dengan memanfaatkan sampah organik menjadi cairan Eco Enzyme yang multiguna. Edukasi ini merupakan bagian dari kegiatan Fun Learning Studio, program untuk mendorong aksi cinta lingkungan.
“Fun Learning Studio adalah wadah masyarakat agar memiliki pengetahuan dan kesadaran cinta lingkungan, agar bersikap cinta peduli lingkungan dan memiliki keterampilan untuk mengelola lingkungan,”tutur Nurlida Fatmikasari, Head of Regional Corporate Affairs at Coca-Cola Amatil dalam webinar Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme dengan Berjuta Manfaat yang terpantau secara daring pada Kamis, (8/4).
Doddy, leader dari Eco Enzyme Bandung, menjadi pemateri dalam webinar ini, sementara Juliana Ojong dari Eco Enzyme Nusantara bertugas memoderatori acara.
“Mengubah Sampah Menjadi Berkah”
Webinar bertajuk “Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme dengan Berjuta Manfaat” merupakan kerjasama antara Coca-Cola Amatil dengan Komunitas Eco Enzyme. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Secara virtual, turut hadir dalam acara tersebut H. Dony Ahmad Munir, Bupati Sumedang yang memberikan sambutan hangat.
“Jangan tanggung Bu Mieke. Coca-Cola Forest-nya jangan di sekitar Coca-Cola saja tapi Gunung Geulisnya sekalian. Saya beri challenge ini,”ujar Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir saat memberikan sambutannya, seraya tersenyum.
Setelah pemaparan singkat mengenai program Fun Learning Studio dari Mieke, pematerian pun mulai. Doddy menjelaskan dengan gamblang bagaimana mulanya Eco Enzyme terbentuk.
Eco Enzyme sendiri dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang melakukan penelitian sejak tahun 1980an. Kemudian, Dr. Joean Oon, peneliti Naturopathy dari Penang Malaysia, memperkenalkan inovasi ini lebih luas.