SOLO – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menyatakan siap berkolaborasi dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka terkait pengelolaan kota.
“Kami tadi berdiskusi tentang masa depan, tentang pengelolaan kota yang kita di Partai Gelora juga menawarkan konsep yang kami gunakan, dalam ‘tagline’ kami berkolaborasi tentunya dengan beliau,” katanya saat mengunjungi Gibran di Rumah Dinas Wali Kota Surakarta Loji Gandrung Solo, Sabtu, (27/3).
Ia mengatakan pada kesempatan tersebut Gibran juga banyak menyampaikan berbagai mimpinya bagaimana membangun Kota Solo ke depan.
“Saya juga menitipkan pesan, berharap dari Kota Solo lahir pesan rekonsiliatif. Dinamika bangsa perlu contoh sesungguhnya agar rakyat bersatu. Solo jadi contoh dinamika politik harus diakhiri. Kami juga menyepakati ke depan akan sering ngobrol,” katanya.
Ia yang pada kesempatan tersebut juga mengucapkan selamat atas Pilkada 2020 mengapresiasi Gibran karena mampu mewakili generasi baru, yakni berhasil menjadi pemimpin sebuah daerah.
“Beliau salah satu wali kota yang paling muda di Indonesia sekarang. Mewakili generasi baru, memimpin sebuah kota yang sangat dikenal, mengambil tagline ‘the spirit of Java’. Bahkan menurut saya Solo juga merupakan jiwanya Bangsa Indonesia,” katanya.
Gibran akan ke Partai Gelora?
Mengenai kemungkinan Gibran akan ditarik ke Partai Gelora, katanya, pada kesempatan tersebut keduanya tidak membicarakannya.
“Cuma ngobrol saja. Tentu saya titip partai, kami (Partai Gelora) ingin partisipasi di sini,” katanya.
Ia juga meminta kepada Gibran untuk menikmati seluruh proses yang ada sehingga bisa mematangkannya sebagai seorang politisi.
“Saya tadi bilang, nikmati saja dulu. Menjadi politisi itu berproses, kemampuan kita mengelola keadaan dinilai oleh rakyat. Saya bilang kita ini generasi baru Indonesia, sisa konflik dari masa lalu sebaiknya generasi kita tidak perlu mewarisi itu. Intinya kan membangun bangsa, kadang friksi berasal dari ideologi yang tidak rasional. Mudah-mudahan mulai dari Solo friksi dikurangi,” katanya.
Sementara itu, terkait kunjungan tersebut, Gibran mengatakan tidak ada pembicaraan serius yang mereka bahas.
“Cuma ngopi saja, ‘nggak’ ada pembicaraan politik, ‘nggak’ ada pembicaraan serius. Namanya menjalin silaturahmi,” katanya.