DCDC Pengadilan Musik Adili Trio Gimbal PT Menggelora

“Sempat berganti-ganti nama dan personel. Ternyata gak perlu rame, bertiga pun bisa (berkarya, red). Karyanya yang harus kita besarkan, semangat kita bertiga ada di dalam PT Menggelora singkatan dari Pemuda Terancam Menggelora (semangatnya, red),” jawab salah satu personil, Dellu Uyee.

“Kenapa PT. Ambik dari perusahaan yang terus produktif meleburkan karyawannya. Pemuda Terancam (PT) Menggelora. Menggelora = Semangatnya. Kita bertiga semangat,” tambahnya.

Kali ini, giliran Pembela yang menguatkan argumen PT Menggelora terkait namanya yang cukup unik. Menurut Ruly Cikapundung, sebaiknya nama band terdengar unik dengan tetap menggunakan Bahasa Indonesia.

“Nama band itu sebaiknya unik. Seperti jaman dulu, dan tetap menggunakan bahasa Indonesia. Seperti Zainal Combo, Bhineka Tunggal Ika. Genrenya bermacam-macam, kalau kita mendengarkan lagu-lagu dari PT Menggelora, di channel YouTube ada playing for change, semua genre dimainkan. Blues, reggae, country, latin, dan lain-lain,” celotehnya menanggapi pertanyaan Budi Dalton sebagai Jaksa.

PT Menggelora yang meluncurkan album Long Journey juga mengundang rasa penasaran Pidi Baiq yang duduk di kursi Jaksa. Terlebih, band yang para personilnya berambut gimbal itu tak jarang menemukan kegagalan di dalam perjalanan karirnya.

“Kan PT Menggelora ini (tadi, red) banyak gagalnya, ada kepuasan tidak (berkarya, red) di band ini?” Tanya Pidi.

“Long Journey adalah perjalanan panjang menuju PT Menggelora. Prosesnya sendiri dari satu lagu ke lagu lain memiliki jarak yang jauh banget nih. Di album ada yang agak rock, religi, jazz-nya dan lain-lain. Kita berkarya, ya berkarya aja. 70 persen lagu di album ini bergenre reggae,” ungkap Dellu.

“Sangat puas. Karena semua ide kita tuangkan di band ini, sebelumnya tidak,” tambah personil PT Menggelora yang lain, Rafi Gimbal.

Menurut Dellu, masing-masing personil PT Menggelora memiliki karakter dan peran yang berbeda dalam bermusik. Mulai dari Rafi yang memiliki musikalitas tinggi, Resha yang peka terhadap audio saat pembuatan karya, dan Dellu sendiri yang berperan membuat konten agar karya PT menggelora lebih dikenal oleh masyarakat.

Setelah dicecar dengan berbagai pertanyaan oleh Jaksa, kini giliran Hakim yang diduduki oleh Man Jasad membaca keputusan hasil sidang DCDC Pengadilan Musik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan