Tahun 2023, Targetkan 120 Ribu Hafiz

“Di Jabar karena pemimpinnya sadar betul, peduli betul tentang kondisi demikian maka pada akhirnya program Sadesha yang mengakomodir para Hafiz dan Hafizah ini, program yang kemudian mengutus untuk mengisis ke desa-desa di Jabar ini menjadi program unggulan” jelasnya

Maka dari itu, tegas dia, peserta Sadesha harus berkomitmen untuk mendakwahkan Alquran kepada masyarakat yang akan ditempatkan nanti. Sebab, akan menjadi ketanganpanjangan pemerintah provinsi nantinya.

“PesertaSadesha merupakan putra-putri terbaik di seluruh Jabar yang di dalam badannya tersimpan 10 juz Alquran . Mudah-mudahan melalui Sadesha ini menjadi bagian dari ketangan panjangan Pemprov serta menjelma sebagai Hafiz dan hafizan yang mengisi seluruh Desa di Jabar” paparnya.

Sementara itu, Kepala Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial, Provinsi Jawa Barat (Jabar) Drs H Barnas Adjidin M.M mengatakan, Sadesha merupakan program unggulan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.

“Ini program prioritas Gubernur. Jadi ketika peserta sudah ditempatkan di desa, maka harus mengajak masyarakat yang ada di desa untuk mencintai Alquran,” katanya.

Menurutnya, ketika peserta sudah tempatkan nanti, maka bukan hanya mengajak saja. Akan tetapi mengajarkan pula isi-isi Alquran, tujuannya masyarakat pun bisa mengeri kandungan Alquran.

Tidak hanya itu, Karo Yanbangsos itu pun berpesan, setelah masyarakat mencintai Alquran dan memahami isi kandungannya, maka langsung di aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.

“Tidak cukup hafal saja. Tapi bisa dimengerti, setelah itu aplikasikan. Karena banyak orang yang membaca Alquran, tapi aplikasinya jarang,” pesannya.

H Barnas mengungkapkan, ketika seseorang sudah mampu mengaplilasikan Alquran kedalam kesehariannya. Maka, ucap dia, akan terlihat penuh kebahagiaan dan kebarokahan di desa tersebut.

Menurutnya, orang islam itu sangat pandai mengajak kepada kebaikan. Maka dari itu, sambung dia, harus bersemangat untuk bisa meraih segalanya. Termasuk cita-cita setelah kehidupan bahagia dunia dan akhirat.

“Jangan salah melangkah, merasa ekslusif, merasa pintar lebih dari orang lain. Kelebihan, kepintaran kesholehan harus diberikan kepada orang lain, jangan pelit ilmu,” hematnya.

Setelah pembukaan, Karo Yanbangsos Setda Jabar ini pun menjadi pemateri wawasan kebangsaan. Menurutnya, islam toleransi tidak memberdakan ras, agama. Tapi ketika bisa memberikan ilmu pada orang lain itu adalah islam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan