2021,Ekonomi Diprediksi Melesat

BANDUNG – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bis­nis Universitas Padjadja­ran Prof. Nury Effendi mem­proyeksikan perekonomian domestik maupun global perlahan akan membaik pada 2021. Meskipun pan­demi Covid-19 masih terus eskalasi, ekonomi global diperkirakan akan tumbuh sekitar 4 – 5 % pada 2021. “Intinya untuk 2021, (ham­pir semua lembaga menya­takan) itu optimistis,” ujar Prof. Nury di Bandung, ke­marin.

Menurutnya, Indonesia sendiri menurut ASEAN Development Bank dipre­diksikan mengalami per­tumbuhan ekonomi men­dekati 5%.

Prediksi ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi In­donesia yang mulai men­guat di kuartal ke-2 dan ke-3. “Jika bicara kuartal ke kuartal, kuartal 2 ke 3 sudah mulai membaik sehingga negatifnya menjadi tidak terlalu tinggi. Kuartal ke-4 juga akan semakin kecil year on year-nya,” katanya.

Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cenderung menguat. Meski dikhawatirkan nilai tukar rupiah akan tembus di ang­ka Rp 15.000, dampak keti­dakpastian dari pemilu AS menjadikan rupiah cen­derung terapresiasi men­dekati angka Rp 14.000.

Selain itu, ungkap dia, ak­tivitas pasar modal di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga cenderung naik, walaupun kenaikan ini me­lahirkan dua sisi mata uang di kalangan pakar ekonomi.

“Meski pertumbuhan di­nilai positif, Indonesia tetap dihadapkan pada pekerjaan rumah sebagai dampak dari pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Ahli ekonomi makro dan finansial ini menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 di Indonesia ialah mening­katnya angka kemiskinan, pengangguran, hingga ting­kat kesenjangan. Selain itu, defisit APBN, meningkatnya utang luar negeri, serta menurunnya penerimaan negara juga menjadi peker­jaan rumah di 2021.

“Kebijakan pemerintah untuk menstimulus pereko­nomian juga harus inklusif. Pemulihan ekonomi tidak hanya di sektor konsumen, tetapi juga harus di sektor produsen. Stimulus di sisi konsumsi dengan adanya bansos maupun sisi suplai berupa bantuan usaha, sudah kita lakukan,” jelasnya.

Ditempat berbeda, Guber­nur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital Jabar tumbuh positif di atas 40 persen. Perkembangannya cukup pesat bahkan di tengah pan­demi Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan