SUMEDANG – Kasus kekerasan pada anak, bullying dan seks bebas dan perilaku menyimpang lainnya, jadi ancaman deposit masalah di masa depan.
”Kita lihat kasus HIV/AIDS, usia 20 sampai 30 angkanya cukup tinggi. Sedangkan, masa inkubasi HIV adalah 10 tahun. Berarti mulai kena di sejak usia 10 tahun. Sebelum kena itu berarti ada sebuah perilaku yang berisiko ke arah sana, kita melihat permasalahan itu,” ujar Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumedang, Retno Ernawati, kemarin.
Selain itu, kata dia, berdasarkan data di lapangan, pihaknya banyak menemukan kasus. Ada beberapa kasus laporan, ternyata setelah ditindaklanjuti cukup mencengangkan.
Misalnya, lanjut dia, ada hubungan seks antar anak yang sudah beberapa kali dilakukan pada usia 10 dan belasan tahun. ”Ketika anak punya masalah tidak ada anak yang salah, yang salah adalah pola pengasuhan, terutama dari orang terdekatnya. Oleh karena itu, sistem parenting harus kita perbaiki. Kemudian, sistem parenting dalam arti bukan hanya orang tua tetapi sekolah juga bisa mem-parenting mereka di luar soal pendidikan dan sebagainya,” tuturnya.
Dikatakan, soal akademis itu tanggungjawab sekolah. Tetapi kebutuhan anak di sekolah tidak hanya soal akademis saja. Namun, juga harus terpenuhi kenyamanan mereka. Jangan sampai ada perilaku kekerasan, seperti dicubit, ditendang ataupun lainnya, dan kasus itu ada di Sumedang.
Dia melihat jumlahnya signifikan, karena yang melapor pasti lebih sedikit daripada real data yang ada di lapangan.
”Kalau saya melihat, anak kita sudah memanggil, memanggil siapapun yang peduli terhadap mereka. Tidak hanya P2TP2A saja, tapi semua harus sudah terpanggil dan peduli pada mereka,” tuturnya.
Menurutnya, terkait kasus seks terhadap anak, terutama antarmereka, pihaknya sudah mencermati dari sisi psikologis tidak ada trauma untuk saat ini, baik korban maupun pelaku. Namun, trauma akan muncul beberapa tahun kedepan. Ketika mereka sudah memiliki pasangan.