Kala Pandemi, Tanamkan Karakter bagi Siswa

BANDUNG – Seluruh stakeholder yang berkecimpungan dalam dunia pendidikan mulai memusatkan perhatiannya segala perubahan mendasar bagi kesatuan bangsa setelah belajar dari pandemi Covid-19 ini.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMK (PSMK) Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) Deden Saiful Hidayat mengatakan, dalam konsep kesatuan bangsa tidak kalah pentingnya ialah pendidikan karakter.

“Kita hubungkan trend covid – 19 sekarang ini, bila dihubungkan juga dengan kesatuan bangsa, saya akan mulai dari tujuan negara kita yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Deden dalam Webinar bertajuk Membangun Karakter Untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Kebijakan Pendidikan Jawa Barat Belajar Dari Pandemi Covid – 19, Kamis (4/6).

Deden menjelaskan, dari kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa itu sekaligus menekankan bahwa kedepan pendidikan bagian dari sektor strategis dalam bernegara.

“Paling penting, kita sampaikan bahwa pendidikan karakter di kita ini komponen paling penting di dunia pendidikan, khususnya di kita sekarang yang ada di Disdik jabar khususnya,” jelasnya.

Deden menilai, hasil pendidikan yang diterapkan oleh pihaknya sekarang baru akan dapat dilihat hasilnya ketika Indonesia memasuk era emas antara tahun 2030 dan 2045.

“Kita akan mrnyaksikan apa yang akan kita kerjakan hari ini, apa yang kita bangun akan terlihat,” imbuhnya.

Adapun hasil pendidikan yang diberikan hari ini untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan insfrastruktur dan lain sebagainya. Ia mengatakan kualitas SDM itu sendiri bagian dari kata kunci membangun SDM yang produktif.

“Kita memiliki sebuah tantangan besar dalam 2045, kemudian disebutkan juga dengan bonus demografi, di tahun itu dimana usia produktif kita diangka 70 persen,” terangnya.

Dengan begitu, Deden menegaskan sangat disayangkan apabila usia produktif di angka 70 persen tersebut tidak memiliki karakter dan tidak memiliki etos kerja maka hanya akan menghasilkan bencana.

“Kalau sdm kita, di usia produktif, di 70 persen sekian ini tidak memiliki karakter tidak memiliki etos kerja yang bagus tidak tidak berdaya guna, justru buka menjadi bonus tapi bahkan menjadi bencana,”ungkapnya.

Dalam webinar tersebut, Deden juga mengutarakan bagaimana pendidikan karakter sebagai penentu untuk mengelola struktur penduduk yang didalamnya bersinggungan langsung dengan investasi di bidang pendidikan, ekonomi dan good governance.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan