Awasi Pelabuhan dan Bandara

BANDUNG– Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Bandung memaksimalkan pengawasan di pintu masuk negara dengan memasang thermal scanner untuk mencegah penyebaran virus corona. Pintu masuk tersebut mulai dari pelabuhan hingga bandara.

Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung, Medi Nursasih di Gedung Sate belum lama ini.

“Jadi yang masuk (pelabuhan dan bandara) akan terdeteksi, kemudian setelah itu kita punya ruang isolasi ambulan sudah siapkan karena ini tugas KKP sendiri,” kata Medi.

Saat ini, kata dia, pihaknya melakukan tugas kerja lintas sektoral. Terutama dengan imigrasi dan juga berkoorsinasi dengan dinas-dinas kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan.

“Jadi kalaupun ada untuk rujukan sendiri kita sudah menyiapkan brangkal khusus yang memang benar-benar suspect ada alat penutup segala macemnya, supaya jangan menyebar ke mana-mana di bandaranya,” jelasnya.

Jika ada yang terdeteksi suhu di atas 38 derajat Celsius, kata dia, maka akan dimasukan ke ruang isolasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Untuk pasiennya, kita pakai brangkal khusus dan ambulan khusus infeksi. Baru kita kerja sama dengan rumah sakit supaya disediakan alat dan bahan baru kita bawa ke sana,” terangnya.

Sementara, terkait kepulangan WNI dari China ke Indonesia pada Minggu (2/2), Presiden RI Joko Widodo langsung menggelar rapat terbatas (ratas) di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma, Jakarta. Ada enam poin yang menjadi kesimpulan dari rapat tersebut.

“Baru saja rapat terbatas yang dipimpin Presiden dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma. Dari rapat itu, kami ingin sampaikan beberapa hal,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma.

Pertama, kata Menlu, pemerintah bersyukur dari total 243 orang warga negara Indonesia (WNI) termasuk lima orang tim yang dipulangkan dari Wuhan, tiba tiba dengan selamat di Natuna.

Para WNI itu akan melalui pengamatan selama 14 hari. Masa pengamatan juga akan dijalani oleh 42 orang yang masuk dalam tim penjemputan WNI dari Wuhan, Tiongkok.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan