Disbudpar Ajukan Modul Kepariwisataan ke Sekolah

BANDUNG – Dinas Kebu­dayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengimbau kepada setiap kecamatan untuk memanfaatkan kea­rifan lokal masing-masing wilayah. Setiap kecamatan memiliki keunggulan ma­sing-masing untuk dijadikan warisan budaya.

Salah satu contoh yakni tradisi tari barong dari Ujung Berung, sebagai salah satu budaya lokal yang diakui oleh Kemendikbud saat ini.

“Pihak kecamatan harus menggali potensi budaya karena banyak sekali dan bisa menjadi destinasi wi­sata,” kata Kenny Kaniasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung. Jumat (1/11).

Agar pengetahuan tentang kepariwisataan semakin menonjol, Disbudpar akan berkolaborasi dengan Dis­dik untuk menerapkan mo­dul Sapta Pesona kepada pelajar siswa/siswi.

“Anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA atau seluruh pelajar sekarang mulai dia­jar bagaimana mengelola pariwista,” lanjutnya.

Modul tersebut mendukung kedisiplinan kepariwisa­taan supaya lebih terpubli­kasi dalam rangka mendu­kung kekayaan kebudayaan.

“Kita sedang menyusun model modul di mana mo­dul ini menyamakan mind­set dalam mencari solusi komprehensif permasalahan kepariwisataan saat ini,” tuturnya.

Disbudpar juga telah melaksanakan langkah awal yakni mengumpulkan 150 guru dari 200 sekolah SD, SMP dan SMA di Kota Bandung.

”Guru-guru tadi dilatih memahami modul Sapta Pesona, ini merupakan upaya Kota Bandung mengajak partisipasi pelajar,” jelasnya.

Apalagi saat ini, kata dia, Kota Bandung melalui BA­TAN menambah satu desti­nasi wisata teknologi. Ken­ny berharap, wisata tekno­logi ini dapat dimanfaatkan pelajar sebagai edukasi dan masyarakat luas memahami nuklir. (mg2/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan