Guru Harus Bisa Menulis Buku

BANDUNG – Ikatan Guru Indonesia (IGI) Jawa Barat menggagas Hub Literacy da­lam workshop ”Guru Berlite­rasi Untuk Jabar Juara” di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Jalan Kawaluyaan Indah II No. 4, Kota Bandung.

Output dari kegiatan tersebut menurut Ketua IGI Jawa Barat Cucu Sukmana, pasca pelatihan guru dapat membuat tulisan yang nantinya akan dijadikan sebuah buku. “Nantinya dibu­atkan buku. Buku yang defe­nisinya secara umum ya. Agar ke depannya guru dapat me­miliki buku secara fisik, baik tunggal maupun secara ka­rangan bersama,” kata Cucu Sukmana saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin (12/11).

Teknisnya dikatakan dia, para guru nantinya akan mendapatkan pendamping­an pelatihan menulis secara online (daring/dalam jaring­an) dalam kurun waktu dua bulan. “Pola mentornya dila­kukan secara online oleh mentor pada bidangnya masing-masing,” sambungnya.

Dia berharap dengan adanya kegiatan semacam itu dapat meningkatkan aspek kualitas buku bacaan. Selain itu mendo­rong guru untuk berani mengi­rimkan tulisannya. Karena, tulisan yang masuk akan di­kurasi dan dilakukan peng­editan oleh bagian editor.

Bahkan dikatakan Cucu, guru juga didorong untuk menjadi mentor serupa untuk anak-anak didiknya. Tidak menutup kemungkinan para siswa diberikan komitmen kuat untuk membuat buku, seperti halnya dengan guru-gurunya.

”Sehingga nanti dapat me­rubah pola, mendobrak, bahwa dengan adanya buku itu dapat membangun kecerdasan. Karena literasi merupakan pondasi dalam hidup, bukan pelengkap. Bukan sekedar hanya baca tulis saja,” ung­kapnya.

Cucu berharap dengan ada­nya worksho itu dapat me­ningkatkan kompetensi guru, yang bermuara pada karya inovatif berupa penulisan buku pendidikan. ”Selain itu, kegiatan ini diharapkan mam­pu menumbuhkan semangat dan motivasi bagi guru dalam berinovasi sebagai bagian dalam upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan,” tambahnya.

Dalam sesi tanya jawab, Mirza guru dari SMKN 1 Cam­paka menyampaikan bebe­rapa kesulitan yang dirasakan para guru untuk memulai menuangkan ide kreatif dalam bentuk karya/buku.

Menanggapi hal itu, menurut Cucu Sukmana, agar para guru tak henti belajar, selalu mengikuti berbagai peristiwa yang terjadi terutama yang memiliki keterkaitan dengan dunia pendidikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan