Efek Pilkada 2018 Calon Presiden di luar Partai Masih Buram

JAKARTA – Pasca Pilkada serentak di 171 daerah Rabu kemarin, masyarakat kembali diramaikan dengan opini siapa Presiden 2019 mendatang, jika membandingkan hasil Pilkada 2018 Rabu 27 juni kemarin.

Pemilihan Kepala Daerah sering dianggap sebagai barometer Pemilihan Anggota Legislatif sekaligus Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Merujuk hasil perolehan suara sementara versi hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, beberapa partai besar kalah dalam pertarungan Pilkada tahun ini. PDI-P misalnya, hanya menang di enam provinsi dari 17 pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Demikian halnya Gerindra, hanya menguasai tiga provinsi. 

Menurut pengamat politik dari Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, khusus untuk Pilkada 2018 tidak bisa sepenuhnya dijadikan tolok ukur kesuksesan atau kegagalan tokoh partai politik di Pilpres mendatang. 

“Apakah ini jadi tolok ukur untuk Pak Jokowi dan Prabowo? Tidak juga,” kata Pangi saat dihubungi wartawan, Jumat (29/6). 

Dia menjelaskan, kemenangan dan kekalahan partai politik pengusung calon kepala daerah dan wakil kepala daerah bukan satu-satu acuan, lantaran tidak banyak kader inti partai yang bertarung di Pilkada. Partai dalam pilkada, kata Pangi, hanya sebatas perahu yang disewa oleh kandidat-kandidat yang mayoritas bukan kader Partai.   

“Kalau misalnya Pak Djarot di Sumut menang, itu baru menang sesungguhnya, karena dia langsung ditugaskan PDI-P, dan dia kader inti partai. Bukan kader naturalisasi,” ujarnya. 

Kekalahan PDI-P di Pilkada 2018, menurut dia, tidak bisa disimpulkan menjadi penghambat kemenangan Jokowi di 2019. Mengingat kandidat-kandidat yang mengalahkan jagoan-jagoan PDI-P di pilkada juga banyak yang bukan kader partai nonpemerintah. Beberapa di antaranya bahkan punya kedekatan personal dengan Jokowi.

Dia mencontohan Pilkada Jawa Timur dan Jawa Barat. Hasil hitung cepat, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak memenangkan Pilkada Jatim dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di Jawa Barat. 

“Bu Khofifah bisa jadi kabar baik bagi Pak Jokowi, karena Khofifah kan bukan kader partai. Ridwan Kamil juga walaupun diusung Nasdem tapi kan tidak ada deklarasi kalau dia jadi kader (Nasdem),” jelas dia. 

Selain itu, secara personal Khofifah dan Ridwan Kamil memiliki kedekatan dengan Jokowi. 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan