Pendaftar Menumpuk di Sekolah Favorit

jabarekspres.com, BANDUNG – Belum terbukanya sistem informasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) berdampak pada bertumpuknya pendaftar di satu sekolah. Padahal kuota yang di sekolah sudah dibatasi.

Kondisi ini terjadi di SMAN Margahayu, Kabupaten Bandung. Hingga hari keempat pendaftaran PPDB, jumlah pendaftar sudah mencapai 763 siswa. Sedangkan kuota yang akan diterima hanya 252 siswa.

Wakil Kepala Sekolah SMAN Margahayu Bidang Kehumasan, Ika Atika mengatakan, kouta yang ada sebenarnya sudah penuh. Namun, karena batas waktu pendaftaran masih ada, maka pihak sekolah pun akhirnya terus menerima pendaftaran dari calon peserta didik.

”Kita masih menerima pendaftaran walau jumlah pendaftar sudah melebihi kuota. Sebab, sesuai dengan jadwal penerimaan calon siswa,” jelas Ika kepada Jabar Ekspres di Margahayu, kemarin (6/7).

Dia menerangkan, jika dilihat dari nilai ujian calon siswa, nilainya di atas rata-rata. Ika memandang, hal ini wajar karena sesuai dengan jalurnya akademik yang memprioritaskan hasil ujian akhir siswa.

”Mungkin mereka menunggu passing grade SMAN Margahayu, karena yang daftar mendekari hari akhir pendaftaran nilainya di atas rata-rata,” akunya

Ika menambahkan, beberapa orangtua terlihat mengambil kembali berkas pendaftaran. Bahkan, beberapa di antaranya tidak jadi mendaftar karena sudah mengetahui nilai yang akan diterima di SMAN Margahayu. ”Mereka kemudian mendaftar di sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya karena PPDB tingkat SMA/SMK ada sekolah pilihan kedua,” tuturnya.

Salah satu orang tua siswa asal Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yang mendaftar di SMAN Margahayu Wawan Darmawan mengatakan, sedang harap-harap cemas karena jumlah pendaftar sudah melebihi kuota yang ada.

”Saya mendaftarkan anak sengaja di hari akhir-akhir pendaftaran karena melihat dulu passing grade yang akan diterima di sini. Walau ada pilihan kedua akan banyak orang tua yang kecewa ketika anaknya tidak diterima di sekolah yang dituju,”  katanya di sela mendaftarkan anaknya di SMAN Margahayu.

Wawan berharap, Dinas Pendidikan Jawa Barat mengkaji kuota yang ditentukan tiap sekolah agar seimbang dengan jumlah kelulusan SMP. Dia juga berharap, jumlah rombangan belajar juga ditambah. Dengan begitu, kesempatan anak untuk sekolah jadi dituju lebih besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan