Air Bersih dan Sanitasi Jadi Sorotan

jabarekspres.com, BANDUNG -Kebutuhan akan air bersih dan sanitasi menjadi kebutuhan untuk menunjang kehidupan yang layak dan hidup yang sehat. Namun demikian, dari hasil laporan bahwa di Jawa barat masih terdapat 86 juta Kartu Keluarga (KK) dari 342 juta KK yang belum mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik.

Seiring hal tersebut, water.org mengeluarkan inovasi terbaru untuk memfasilitasi masyarakat kurang mampu, dalam memperoleh air bersih dan sanitasi yang baik. Yakni denagn ngengeluarkan program washcredit/kredit air. Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2014 dan sudah menjalin kerja sama dengan 11 lembaga keuangan mikro. Pentura, Bank Kredit Rakyaran (BPR) dan Koperasi, telah digaet untuk kelancaran program tersebut.

Menurut Senior Program Manager water.org, Ade Reno Sudiarno, saat ini permasalahan bukan hanya peyediaan air bersih dan sanitaisi. Melainkan bagaimana dapat merubah mainset/pola pikir masyarakat ini tentang pentingnya sanitaisi ini.

“Kita tidak mungkin hanya membuatkan sanitaisi saja tapi kita juga harus bisa merubah pola pikir mereka tentang pentingnya sanitasi ini. Jadi jangan sama kita bikin sanitasi tapi tidak di pake,” katanya saat ditemui di hotel Swiss Bell jalan Otoiskandar Dinata Kota Bandung, kemarin (11/6).

Dia mengatakan bahwa pemerintah pusat pernah mencangkan 100 : 0 : 100. Artinya akan meyediakan 100 persen orang yang akan mendapatkan air bersih dan 0 daerah kumuh yang lalu 100 persen mendapatkan sanitasi yang ditargetkan selesai tahun 2019. Dan water.org menawarkan solisi dengan washcredit ini.

“Pemertah sebagai steakholder yang memiliki program, kita sebagai pihak ketiga yang turut membatu menyelesaikan persoalan air bersih dan sanitasi,”jelasnya.

Dana yang terbatas yang dimiliki pemerintah membuat terhambat program air bersih dan sanitasi ini. Maka dari itu pihak pemerintah akan berfikir kreatif dalam mencari pendanaannya.

“Dan tugas kita untuk menjangkau lembaga keuangan kredit mikro. Saat ini sangat sulit untuk meyakinkan lembaga-lembaga keuangan untuk membatu memberikan pinjaman dalam sanitasi ini. Karena mereka menghitung keuntungn yang akan didapat mereka dan ketakutan akan resiko uang tidak kembali sebab pinjaman bagi orang tidak mampu,”katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan