Data Kinerja Keliru, Setelah Disdik Undang Tim E-RK untuk Evaluasi

Atas dasar data itu, lanjut doktor Universitas Pendidikan Indonesia ini, beberapa penilik diminta arsipnya untuk file laporan. Ternyata mereka terekam melakukan aktivitas dan sudah divalidasi oleh dirinya. ’’Artinya, bahwa saya melakukan aktivitas sesuai tugas dalam E-RK yaitu melakukan validasi,” tuturnya.

Elih menegaskan, langkah evaluasi ini sebagai tindak lanjut dari paparan angka E-RK yang disampaikan dalam rapat pimpinan Pemkot Bandung, beberapa waktu lalu. Sebuah upaya introspeksi dan mencari tahu hal-hal yang harus diperbaiki dalam pemantauan aktivitas personel. Terlebih, ketika disebut hasil E-RK banyak data disdik rendah dan tertulis hanya satu eselon 2 yang berkinerja di bawah 50 persen.

Elih sudah menduga itu dirinya, dan ingin disampaikan saat rapat, ketika dibuka kesempatan menanggapi hasil evaluasi tersebut, namun mengurungkan niat.

”Ada yang menyampaikan apresiasi sekaligus keluhan tentang sistem E-RK ini. Sebagaimana juga ada dalam pernyataan di media,” ungkap dia.

Pria yang baru saja terpilih menjadi ketua ikatan alumni pendidikan luar sekolah (IKA-PLS) UPI ini menjelaskan, dalam pemahaman dirinya, kinerja buruk disdik yang disampaikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di media, termasuk running text sebuah stasiun televisi swasta, berkait dengan kinerja harian personel disdik yang direkam aplikasi E-RK, diterapkan awal 2017. Itu berbeda artinya dengan penilaian kinerja disdik secara institusional. Sebab, Disdik Kota Bandung memiliki rencana kerja dan kontrak kerja. Dengan kata lain, punya indikator kinerja tertentu.

’’Alhamdulillah disdik berkontribusi positif dalam mengantar Kota Bandung berpredikat A dalam LAKIP (laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah). Beberapa minggu ke belakang, Pak Wali Kota juga sudah menyampaikan ke publik bahwa Kota Bandung satu-satunya di Jabar yang mencapai IPM kategori sangat tinggi di atas 80,” terang dia.

Sebagaimana diketahui, kata Elih, IPM atau Indeks Pembangunan Manusia merupakan hasil integrasi indeks pendidikan, kesehatan, dan daya beli. Dengan indeks pendidikan 90,77. Artinya, kinerja pendidikan juga berkontribusi positif. Kemudian, dalam hal kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran, selama tiga tahun terahir daya serap anggaran disdik selalu membaik. Yakni, 83,42 persen di 2014, tahun 2015 sebesar 90,11 persen, dan tahun 2016 sebesar 90,58 persen. ”Bahkan (serapan anggaran) itu di atas rata-rata Kota Bandung,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan