Jabar Siapkan 61 Inovasi

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Biro Organisasi Pemprov Jabar menyiapkan 61 proposal mengikuti pada kompetisi inovasi tingkat nasional 2017, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Kemenpan RB).

Kepala Biro Organisasi Pemprov Jabar Nanin Hayani Adam menegaskan, program-program inovasi sudah dilakukan di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hanya saja, hingga saat ini belum banyak terekspos.

”Inovasi yang saat ini belum banyak terpublikasi. Apalagi dengan memasukan ke Sinovik (Sistem Inovasi Pelayanan Publik, Red),” tutur Nanin di kantor Bappeda Jabar dalam pembinaan program inovasi di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, kemarin (24/1). ”Tinggal dorongannya saja,” sambungnya.

Nanin menegaskan, kurangnya minat dalam mengikuti program kompetisi inovasi ini disebabkan kurang adanya inisiatif OPD Pemprov Jabar dan SKPD yang ada di kabupaten/kota. Namun pada 2017, pihaknya bertekad, harus ada inovasi yang dirilis dari semua OPD.

Tidak hanya itu, berdasarkan instruksi dari Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, biro organisasi ditekankan untuk lebih meningkatkan perannya dalam menata organisasi.

”Gubernur sudah memerintahkan, Jawa Barat harus mampu dan bisa meraih penghargaan sebanyak-banyaknya. Masa Jatim bisa, Jabar engga bisa, begitu kata gubernur,” tutur Nanin menirukan ucapan Ahmad Heryawan.

Dia memerinci, untuk mengikuti kompetisi inovasi ini pihaknya sudah menyeleksi dari 82 proposal yang masuk. Setelah dikaji, sebanyak 61 proposal akan masuk Sinovik.

Nah, langkah untuk menyempurkannya, sebanyak 61 proposal tersebut kemudian akan diikutsertakan dalam bimbingan yang dilakukan Kemenpan RB. Termasuk melibatkan konsultan. ”Harapannya, proposal yang diajakan menjadi layak dalam persyaratan,” ujarnya

”Targetnya, sebanyak 61 proposal hasil seleksi internal itu 70 persen masuk ke Sinovik dengan memenuhi 70 persen pernyaratan,” tambahnya.

Disinggung soal inovasi apa saja yang diajukan, Nanin membocorkan, inovasi yang diajukan ke Pemprov Jabar umumnya berbentuk aplikasi. Sebab, dengan pemutakhiran konsep berbasis aplikasi, mendorong pelayanan online. ”Sedangkan inovasi dari kabupaten/kota lebih kepada pelayanan masyarakat langsung,” kata Nanin.

Sementara itu, Supervisor The Jabar Ekspres Intitute of Pro Otonomi (JIPO) Wawan Sobari PhD mengatakan, setiap daerah yang ikut serta dalam kompetisi yang digelar oleh Kemenpan RB memiliki peluang sama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan