Rieke Caroline, Bantu UKM Melek Hukum dengan Buatkontrak.com

Tidak ingin pengalaman kurang baik ayahnya menimpa orang lain, Rieke Caroline membuat platform digital buatkontrak.com. Platform tersebut ditujukan untuk membantu para pengusaha UKM dari kesalahan dalam perjanjian kontrak bisnis dengan rekanan.

SEKARING RATRI A, Jakarta

SAAT itu Rieke masih terbilang belia. Belum tahu apa-apa. Yang dia ingat, ayahnya kena tipu mentah-mentah. Bisnis mobil bekasnya pun hancur. Nyaris bangkrut.

Semua bermula dari ketidaktahuan sang ayah perihal perjanjian kontrak dengan lembaga keuangan yang memodali usahanya. Ternyata, surat kontrak yang sudah ditandatangani itu mengandung pasal dengan bahasa hukum yang tanpa disadari merugikan pihak sang ayah.

”Karena keluarga saya minim pengetahuan hukum, akhirnya kami dirugikan. Hancur-hancuran pokoknya. Waktu itu saya masih kelas IV SD, tapi saya sama sekali nggak lupa kejadian itu,” papar Rieke saat ditemui di kantor bukakontrak.com di kawasan Kemang, Jakarta, Senin (9/1).

Pengalaman tidak mengenakkan tersebut membuat sang ayah cukup trauma hingga kini. Dari situ, Rieke terpikir untuk mempelajari ilmu hukum lebih dalam. Pascalulus SMA, perempuan 28 tahun itu memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Jakarta. Bahkan, karena ketertarikannya sangat besar, dia lulus dengan gelar magna cum laude atau lulusan terbaik.

Namun, setelah lulus, Rieke tidak lantas langsung terjun di bidang yang menjadi passion-nya tersebut. Dia justru lebih dulu memilih berkarir di sebuah stasiun televisi di ibu kota sebagai presenter.

Kesuksesan menjadi news anchor, tampaknya, belum membuat Rieke puas. Sebab, passion-nya di bidang hukum belum terpenuhi. Berbekal pengetahuan sebagai pembawa berita bisnis, anak kedua di antara tiga bersaudara itu pun akhirnya terpikir untuk membikin sebuah platform digital yang bisa membantu para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) sehingga memiliki posisi hukum yang kuat.

”Saya berharap pengalaman keluarga saya tidak dialami teman-teman pengusaha, terutama UKM,” paparnya.

Perempuan kelahiran 19 Mei tersebut menyadari, banyak pelaku usaha kategori kecil dan menengah di Indonesia yang mempunyai pengalaman pahit seperti keluarganya. Sebab, para pelaku UKM umumnya menomorsekiankan kehadiran orang legal dalam usaha mereka.

Tinggalkan Balasan