Tol Bocimi Perlu Dipercepat

Dirinya menilai, sebagai perbandingan pasca-reaktivasi jalur rel kereta api tujuan Bogor-Sukabumi pergerakan ekonomi Kota Hujan ini merangkak naik. Salah satu contohnya adalah banyaknya warga Sukabumi yang berkunjung ke Kota Bogor untuk berbelanja atau sekadar menghabiskan waktunya di bioskop pada akhir pekan.

”Jadi dalam aspek jasa dan wisata, pembangunan infrastruktur koridor tol dan reaktivasi jalur kereta api sangat bagus,” ujar Bima.

Jika pembangunan koridor tol tersebut dapat segera diselesaikan, maka Bima optimistis pergerakan ekonomi Bogor dan Sukabumi akan semakin merangsek naik. Pasalnya, sebagai salah kota destinasi wisata, Kota Bogor berperan besar sebagai etalase produk-produk UKM Sukabumi. “Proses produksinya di Sukabumi dan nanti akan dipromosikan di Bogor,” ujar Bima.

 

Meski demikian, Bima mengaku masih ada beberapa kendala yang harus dihadapi Pemerintah Kota Bogor terkait pembangunan koridor tol Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung yaitu masih adanya beberapa bidang lahan yang masih harus dibebaskan.

Bima menuturkan, untuk pembangunan koridor tol di Kota Bogor, ada 718 bidang tanah dengan luas sebesar 4.484 meter persegi. Sedangkan bidang tanah yang masih tertunda untuk dibebaskan ada sebanyak 30 bidang.

”Yang belum dibebaskan saat ini masih sedang dalam proses di Kementerian Agama karena statusnya tanah wakaf. Secara keseluruhan prosentase pembebasan lahan yang sudah kami lakukan adalah 95,82 persen,” ujar Bima.

Dia menyarankan, agar percepatan pembangunan koridor tol dapat segera diwujudkan. Sehingga harus dilakukan pemerintah daerah tingkat II adalah bersinergi satu sama lain. Pasalnya kepentingan pembangunan proyek strategis nasional ini bukan hanya untuk keempat daerah saja. ”Persoalan utama kita adalah soal sinergi antar daerah, maka itu harus diperkuat,” kata Bima.

Senada dikatakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, menurutnya dampak positif dari adanya Tol Bocimi ini, sangat besar bahkan untuk Kota Bandung seperti akan mendapatkan “Durian Runtuh”.

Pria yang akrab disapa Emil ini berpendapat, jika setiap daerah dapat menjaga kekompakan dalam pembangunan maka uang tidak lagi menjadi masalah utama. Sebab, kata dia, untuk memuluskan sebuah proyek daerah, kepala daerah mau tidak mau harus melakukan pendekatan dan lobi-lobi kepemerintah pusat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan