Indonesia Belum Standar Global

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menegaskan, akuntan harus punya integritas. Sebab kondisi ini dinilai cukup vital dalam tata kelola keuangan negara.

Menurutnya sistem yang dibangun akuntan profesional akan berpengaruh pada kepercayaan publik. Terlebih ketika pada awal 2.000-an, perusahaan akuntan publik yang besar yakni Arthur Andersen harus bangkrut dengan risiko pemutusan 85.000 karyawannya

”Itu bukan karena merugi, justru sebaliknya dia peroleh laba. Tapi karena me-mark up akhirnya dia kehilangan kepercayaan dan bangkrut,” ungkap JK di sela pembukaan Konvensi Nasional Akuntan di Trans Hotel, Jalan Gatot Soebroto, kemarin (8/1 2).

Pria yang akrab disapaan JK ini menilai, sehebat apapun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tanpa laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), fungsi akuntan sangatlah penting. Sebab akuntan berperan mengetahui posisi keuangan sebuah perusahaan.

Di sisi lain, di dalam keuangan pemerintah juga harus punya sistem akuntansi yang baik dengan memiliki kredibilitas dan kapabilitas sebagai seorang akuntan yang mengelola keuangan negara.

”Profesi ini yang tahu rahasia keuangan suatu lembaga. Yang itu tidak bisa ditembus profesi lainnya. Maka dari itu, akuntan haruslah menjaga integritasnya,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Mardiasmo mengemukakan, sebagai organisasi profesi IAI bertanggung jawab memastikan para akuntan mengasah profesionalitasnya.

Berbagai program peningkatan kapasitas, menurut dia, terus dilakukan dengan tetap memegang koridor kode etik seorang akuntan dengan peningkatan kapasitas akuntan, IAI menyelenggarakan CA (Carter Accountant). Bahkan sertifikat profesi ini menjadi identitas akuntan Indonesia untuk bisa memastikan penerimaan dunia global pada akuntan di dalam negeri.

Mardiasmo menyebutkan, pihaknya menyediakan dana sebesar Rp 21 miliar untuk beasiswa ujian CA dan Lebih dari 2.000 mahasiswa di Jawa Barat yang lolos seleksi akan mengikuti program beasiswa tersebut.

Wakil Menteri Keuangan RI ini juga menuturkan, akuntan Indonesia dinilai belum menyadari pentingnya menempuh sertifikasi profesi. adahal di era globalisasi seperti sekarang kepemilikan sertifikat profesi merupakan kewajiban.

Tinggalkan Balasan