Henky Lasut dan Eddy Manoppo, Atlet Bridge Berpasangan Lebih dari 40Tahun

Ibarat Suami Istri, Sesekali Juga Pernah Emosi

Pasangan atlet senior Eddy Manoppo dan Henky Lasut seakan tak tergantikan dalam olahraga bridge. Puluhan tahun jadi wakil Indonesia, tak terhitung lagi banyaknya medali, piala, dan piagam yang dimiliki keduanya.

ARI GANESA, Bandung

SEORANG pria dengan rambut memutih berjalan keluar dari venue pertandingan bridge di Hotel Horison, Bandung, Rabu pekan lalu (21/9). Beberapa orang datang menghampiri dan menanyakan tentang pertandingan yang baru saja diselesaikan. Dia adalah Hengky Lasut, atlet bridge senior Indonesia.

Tak lama setelah itu, Eddy Manoppo keluar ruangan. Pasangan Henky itu langsung duduk santai di kursi dan bercengkerama dengan orang sekitar. Tak ada rasa lelah yang terpancar dari wajah keduanya. Mereka tampak ceria dan tak seperti telah bertanding bridge dalam PON XIX Jabar yang memakan waktu lebih dari delapan jam.

Henky Lasut dan Eddy Manoppo, atlet bridge yang sama-sama berasal dari Provinsi Sulawesi Utara, telah lebih dari 40 tahun berpasangan dalam tiap pertandingan. Baik di dalam maupun luar negeri. Berbagai prestasi sudah mereka dapatkan. Dalam PON XVIII/2012 sebelumnya di Riau, mereka berhasil menyumbangkan medali emas

Eddy yang kini berusia 71 tahun sudah 13 kali ikut PON. Sedangkan Henky Lasut, 69, sudah 12 kali ikut PON. Dalam PON XIX/2016, mereka bertanding mewakili Provinsi Sulawesi Utara. Mereka juga masuk pelatnas Asian Games 2018.

”Karena di bridge tidak ada batasan usia. Jadi, selama masih sehat dan mampu, siap saja,” kata Henky. Sayang, dalam PON kali ini, mereka tak meraih medali.

Menurut Henky Lasut, tak lama lagi dirinya dan Eddy akan pensiun. Kapan pastinya, itu bergantung kondisi. ”Kalau jadi dipertandingkan di Asian Games 2018, rasanya kami masih bisa memperkuat Indonesia lagi,” katanya.

Pria asal Manado itu mengakui, menggeluti hal yang sama selama puluhan tahun membuatnya bosan. Duduk berjam-jam mengolah kartu (lebih dari delapan jam selama pertandingan) membuat mereka lelah.

Tapi, lantaran sudah memutuskan mengambil cabang olahraga bridge untuk ditekuni, mereka menerima risikonya. ”Sebenarnya bosan, tapi bisa bawa nama bangsa itu senang. Lewat bridge juga jadi punya banyak teman yang ditemui di tiap-tiap negara,” tambah Henky.

Tinggalkan Balasan