Bayi Gina-Gini Hadapi Meja Operasioperasi tersebut, pihaknya

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Bayi kembar siam asal Kabupaten Ciamis, Gina-Gini dilakukan operasi pemisahan, hari ini (27/9). Operasi tersebut melibatkan sekitar 76 orang dokter yang dibagi ke dalam dua tim. Tim pertama untuk menangani saat operasi dan satu lagi menangani pasca operasi.

Dalam operasi kali ini terbilang istimewa. Sebab, ada lima orang  yang tergabung dalam pusat pelayanan kembar siam terpadu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soetomo Surabaya.

Bidang Neonatologi Bayi RS Hasan Sadikin dr Firman mengatakan, kondisi kedua bayi cukup stabil. Berat badan keduanya sangat baik. Bahkan, terhitung dari awal bulan keduanya saat ini naik sebesar dua kilogram. Semula keduanya memiliki berat badan sekitar 5 kilogram.

”Walaupun salah satunya mengalami kelainan jantung, tapi saat kondisinya di atas rata-rata bayi yang memiliki kelainan,” ungkap Firman melalui sambungan  telepon kepada Jabar Ekspres, kemarin (26/9).

Untuk operasi pemisahan, kata dia, diperkirakan akan memakan waktu 12 jam. Pelaksaan pemisahan, dimulai pada pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00. ”Itu pun jika keduanya tidak mengalami komplikasi,” katanya.

Dia berharap, dalam pemisahan kali ini tidak ada halangan. Semua tim dokter akan berusaha agar keduanya bisa tetap hidup. Jika operasi ini berhasil dalam artian keduanya tetap hidup, pihaknya akan melakukan operasi jantung untuk bayi yang mengalami kelainan.

Sementara itu, Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam  Terpadu  RSUD Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto Sp. A(K)  mengaku, melakukan mendampingan dari operasi tersebut. ”Tujuannya, operasi ini berhasil,” kata Agus kepada Jabar Ekspres kemarin.

Dia mengaku, merasa memiliki tanggung jawab agar keduanya tetap hidup. ”Ini operasi bayi Indonesia dan dilakukan oleh dokter Indonesia. Jadi kita memiliki tanggung jawab,” tegasnya.

Agus mengatakan, telah menangani banyak kasus pemisahan bayi kembar siam. Terhitung, sudah mencatat 80 kasus pemisahan kasus kembar siam yang dilakukan oleh pihaknya.

Dia memerinci, kasus-kasus kembar siam memang berisiko. Bahkan, beberapa kasus yang ditangani, kata dia, tiga di antaranya meninggal. ”Lima di anataranya berhasil. Untuk kasus di Kota Bandung khususnya Gina-Gini, akan diusahan secara maksimal agar keduanya hidup,” tegasnya lagi.

Tinggalkan Balasan