Sadar Sudah Mustahil Jadi Pusat Dunia

Karena itu, selepas wajib militer yang berlaku 2 tahun bagi perempuan dan 3 tahun bagi lak-laki, saat menginjak usia 18 tahun, banyak pemuda Israel yang memilih membuka bisnis baru. Pilihan profesi itu lebih membanggakan daripada masuk skuad penjinak bom atau bergabung di barisan depan pertempuran.

”Dilatih mandiri dan sering berada di posisi hidup dan mati saat wamil membuat entrepreneurship seperti ada di setiap DNA warga Israel,” ujar Marcus.

Berdasar catatan di Israel Venture Capital Research Center, Israel merupakan negara dengan jumlah perusahaan pemula dengan karyawan tak lebih dari 10 orang (start-up) per kapita tertinggi di dunia. Di Israel, perusahaan start-up itu berkumpul di Tel Aviv. Dengan penduduk 418.600 per akhir 2015, jumlah start-up di Tel Aviv mencapai 972 perusahaan. ”Kami menemukan bahwa setiap satu di antara tiga penduduk Tel Aviv yang berumur 18-35 tahun pasti terlibat dan bekerja di perusahaan start-up,” ujar Marcus.

Dari pantauan Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) yang menyusuri jalan-jalan kota di Tel Aviv Kamis sore (31/3), memang sulit menemukan area publik yang tidak terisi kegiatan start-up. Pemandangan sekelompok orang dengan masing-masing menghadap laptop terlihat di setiap sudut taman kota, kafe, serta gedung-gedung yang menyediakan sarana ruang meeting plus koneksi wifi supercepat.

Bahkan, karena tingginya kebutuhan, banyak fasilitas publik yang diubah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas start-up. Salah satu yang pertama harus menyesuaikan adalah perpustakaan kota. ”Kami mengurangi space untuk buku dan menggantinya dengan tempat pertemuan serta workspace bagi para entrepreneur,” kata Marcus.

Tingginya tuntutan kebutuhan fasilitas start-up juga mengubah spot paling favorit di tengah Tel Aviv, yakni Rothschild Boulevard, menjadi start-up boulevard. Kawasan khusus bagi aktivitas start-up dengan kafe, restoran, serta kantor yang beroperasi 24 jam.

Kini di kiri-kanan jalur pedestrian yang ramai itu, berdiri kantor perwakilan perusahaan-perusahaan dari Silicon Valley, mulai Facebook, Google, eBay, Cisco, hingga Microsoft. Bukan hanya fasilitas fisik, kini para pengelola usaha di Tel Aviv juga mulai mengeluhkan semakin sulitnya mendapat tenaga kerja dan partner global untuk mengelola usaha.

Tinggalkan Balasan