Bersatu Garap Setya Novanto

Maroef kemarin tiba di ruang sidang MKD pukul 13.25, terlambat 25 menit dari jadwal yang diminta MKD. Para juru foto dan kamerawan yang sudah menunggu Maroef di depan eskalator menuju ruang sidang MKD terkecoh. Maroef tidak melewati eskalator itu, melainkan muncul dari lorong penghubung ruang sidang MKD di Nusantara II menuju gedung Nusantara I.

Maroef hadir dengan pengawalan ketat petugas pengamanan dalam (pamdal) DPR. Beberapa stafnya tampak mengikuti dari belakang. Maroef yang mengenakan baju batik hijau langsung menyalami para pimpinan dan anggota MKD, kemudian kembali ke tempat duduk para pengadu, teradu, dan saksi.

Setelah kemarin Ketua MKD Surahman Hidayat memimpin sidang, kali ini palu pimpinan diserahkan kepada Wakil Ketua MKD Junimart Girsang. Junimart langsung mempersilakan Maroef sebagai saksi untuk menyampaikan keterangan.

Maroef menyampaikan keterangan secara kronologis. Saat mendapat mandat sebagai Presdir Freeport pada Januari 2015, dia mendapat permintaan agar bisa bertemu dengan Ketua DPR Setya Novanto. Permintaan itu muncul dari salah seorang komisaris PT Freeport yang juga salah seorang tokoh senior Partai Golongan Karya. ’’Permintaan itu datang dari Pak Marzuki Darusman,’’ ungkap Maroef membuka keterangan.

Saat Maroef masih aktif menjadi wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2012–2014, Setnov juga pernah meminta bertemu. Ketika itu, Setnov berstatus ketua DPR. Ketika dilantik sebagai Presdir PT Freeport, Maroef memutuskan untuk merealisasikan pertemuan tersebut dalam konsep kunjungan resmi atau courtesy visit.

’’Courtesy visit itu tidak hanya ketua DPR, tapi juga ketua MPR dan DPD. Kalau tidak salah itu berlangsung bulan April,’’ ujar lulusan Akademi Angkatan Udara 1980 tersebeut.

Dalam pertemuan dengan MPR, Maroef menyebut rombongannya ditemui Ketua MPR Zulkifli Hasan bersama staf. Demikian pula saat bertemu Ketua DPD Irman Gusman.

Maroef menuturkan, ada perlakuan berbeda saat dirinya akan bertemu Setnov. ’’Sebelum bertemu, staf ketua DPR menyampaikan kepada staf saya bahwa hanya saya sendiri yang diminta bertemu,’’ katanya.

Pertemuan di ruangan Setnov di Nusantara III DPR itulah yang disebut Maroef sebagai pertemuan pertama. Tidak banyak hal yang terjadi karena Maroef hanya memaparkan lembar informasi PT Freeport Indonesia. Baru saat dia hendak pamit, Setnov berpesan kepada Maroef untuk bertemu lagi. ’’Pak Novanto bilang, kapan-kapan ketemu lagi ya, ngopi-ngopi kita sambil saya kenalkan teman saya,’’ ungkap Maroef menirukan Setnov.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan