Mereka ODHA, Mereka Menolong ODHA

Cukup Kami Sajalah Yang Merasakan…

Sekelompok anak muda yang positif HIV tergerak menjadi konselor untuk turut meningkatkan kualitas hidup para ODHA. Langkah pertama paling ampuh dekati klien: sharing pengalaman pribadi.

NURIS ANDI P, Bandung

SEKELOMPOK anak muda itu seperti tak terpengaruh kesibukan di sekelilingnya. Mereka berbincang santai di satu sudut halaman parkir Klinik Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung saat lalu-lalang orang seperti tiada henti mengalir.

Sesekali tawa ringan terdengar. Beberapa gelas kopi dan minuman ringan tersaji di meja. Tak ubahnya reriungan yang jamak ditemui di kantin kampus atau kafe tempat kongko.

”Hanya lewat suasana yang santai dan akrab, pengidap HIV positif yang baru divonis bisa terketuk hatinya untuk terbuka,” kata Jerry Satria Pragita, satu di antara anak muda itu, kepada Jawa Pos (induk Bandung Ekspres).

Ya, diskusinya boleh santai, tapi yang mereka diskusikan memang bukan perkara ringan: HIV/AIDS. Jerry adalah salah seorang konselor alias buddies dari lintas organisasi. Dia diperbantukan menangani pasien pengguna narkoba, khususnya yang divonis mengidap HIV positif

Latar belakang para buddies beragam. Ada yang mantan pengguna narkoba, ODHA (orang dengan HIV/AIDS), atau yang berempati mendukung program pendampingan tersebut.

Jerry yang termasuk ODHA berasal dari Rumah Cemara, sebuah komunitas di Bandung yang berjuang meningkatkan kualitas hidup para ODHA. Setidaknya ada tiga buddies lainnya yang juga berasal dari komunitas yang menjadi national organizer Indonesia untuk Homeless World Cup sejak 2011 itu.

Mereka adalah Citra Soraya, Mulyana alias Dehan, dan Tesa Sampurno. Seperti Jerry, mereka juga ODHA. Masa-masa sulit yang dialami yang menggerakkan mereka untuk menjadi buddies. Mereka ingin berbuat sesuatu untuk meminimalkan peng­gunaan narkoba. Sekaligus mencegah persebaran HIV/AIDS. ”Cukup kami sajalah yang merasakan ini. Kami berharap yang lain tidak ikutan,” kata Citra.

Jerry, Dehan, atau Citra melakukan pendampingan di Klinik Teratai RSHS. Sedangkan Tesa bertugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banceuy, Bandung. Di mana pun tempatnya, bagi Jerry, langkah pertama yang paling ampuh untuk mendekati klien adalah sharing pengalaman pribadi. ”Tenang, Bro. Saya dulu pernah mengalami masa-masa sulit seperti kamu,” ucap Jerry menirukan pernyataannya kepada salah seorang klien baru.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan