Doa sebelum Jumrah

Sementara itu, keluarga korban Koko Koswara, 66, mengaku sudah mengikhlaskan apa yang terjadi kepada anggota keluarganya tersebut. Anak kedua Koko, Rahman Iskandar, 38,yang didampingi adik iparnya Saepulloh, 38, terlihat masih memendam duka yang sangat dalam. Dia bercerita singkat mengenai ayah ibunya yang pergi ke Makkah sebagai pembimbing dari KBIH Persis tersebut. Rahman mengatakan, dia terakhir melakukan komunikasi dengan kedua orang tua pada hari Rabu (23/9) malam lewat telepon selularnya. Awalnya, dia mengobrol dengan ayahnya. Namun, karena kesibukan ayahnya yang merupakan ketua rombongan empat dari kloter JKS 61 tersebut, sehingga dia terpaksa melanjutkan obrolan dengan ibunya Atik Suryati.

”Malam itu, ayah (Koko) dan ibu (Atik) hanya meminta doa agar ritual lempar jumrah yang akan diikutinya esok hari berjalan laancar. Dia (oOrang tua) juga meminta kepada saya dan saudara-saudara agar menjadi anak soleh dan selalu rukun. Tapi, saya waktu itu tidak memiliki firasat apapun,” ujar Rahman kepada Bandung Ekspres.

Setelah esok harinya mendengar ada insiden di Mina tersebut, keluarga mengaku mulai resah. Apalagi, menurut kabar yang masih simpang siur, kloter JKS 61 merupakan rombongan yang ikut menjadi korban. ”Dari situ kita terus berdoa dan terus berusaha menghubungi orang tua saya. Namun, hand phone-nya tidak aktif,” terang dia.

Lalu perihal kabar ayah dan ibu meninggal dunia, mereka mengaku mengetahuinya setelah pihak keluarga menerima rilis dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Persatuan Islam (Persis) Bandung pada, Sabtu (26/9) malam. Menerangkan bahwa, keduanya masuk dalam kelompok 4 Kloter 61 yang, menjadi korban meninggal dunia. ’’Kalau dari keluarga merasa lega, karena ada kepastian kondisi orang tua saya seperti apa di tengah kesimpang siuran. Ini kan musibah, kami dari keluarga ikhlas dan bangga karena kedua orang tua kami wafat sebagai tamu Allah SWT,’’ ungkapnya.

Meski, Rahman juga sempat merasa bingung. Sebab, menurut data yang dilihatnya di televisi hanya ada nama ayahnya saja, tercatat sebagai korban wafat. Sedangkan ibunya sama sekali tidak tercatat, sehingga sampai saat ini sebenarnya pihak keluarga masih berharap ada keajaiban terkait keberadaan ibunya. Apalagi, ada kerabatnya yang sempat melihat kalau ibunya terlihat melintas di antara rombongan jamaah haji yang selamat melalui layar televisi yang ditonton.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan