Doa sebelum Jumrah

’’Tadi pagi ada dari keluarga melihat di televisi, nama-nama korban dari Indonesia yang meninggal. Nama ayah saya memang tercantum, tapi nama ibu tidak ada. Nah, tadi pagi ada keluarga yang melihat ibu dari televisi, katanya ibu terlihat sedang berjalan, mungkin tersesat,’’ papar dia.

Hingga kini, dirinya mengaku belum menerima kabar terbaru baik dari Kemenag pusat maupun dari KBIH. ’’Untuk saat ini kami masih menunggu seperti apa hasilnya. Mudah-mudahan segera ada akabar terbaru, karena saya juga belum bisa memastikan yang dilihat di televisi ibu saya, kalau belum ada kabar kepastiannya,’’ jelasnya.

Almarhum Koko Koswara yang merupakan mantan kepala BPR Kertaraharja tersebut, meninggalkan dua putra, tiga putri, dan sepuluh orang cucu. Meski keduanya telah dinyatakan wafat dalam insiden di Mina, Rahman mengaku terus melakukan upaya komunikasi dengan sejumlah pihak.

Sementara itu, mantan anggota DPRD Kabupaten Bandung Gun Gun Gunawan yang mengunjungi kediaman korban Mina di kawasan Banjaran ikut berbela sungkawa. Dia mengaku, prihatin dengan insiden tersebut. Namun, menilai di balik tragedi ini terdapat hikmah yang dapat diambil. ’’Ini juga bisa menjadi sebuah pembelajaran dan evaluasi bagi penyelenggara ibadah haji di Indonesia maupun di Kabupaten Bandung dalam hal mekanisme pengawasan jamaah,’’ kata Gun Gun.

Insiden di Mina terjadi saat jutaan jemaah haji hendak melontar jumrah Kamis pagi lalu. Kejadian berawal saat arus jemaah haji tertahan di Jalan Arab 204, Mina, sehingga jemaah saling berdesakan. Akibatnya, 719 orang dilaporkan tewas dan 863 orang terluka. (mg15/yul/hen)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan