Hari Ini Siswa dan Guru SMA 8 Akan Doa Bersama

[tie_list type=”minus”] Dimakamkan di Makkah[/tie_list]

CIBEUNYING KIDUL – Peristiwa tumbangnya crane di Masjidilharam, Makkah ternyata memakan satu lagi korban asal Bandung. Dia adalah Guru Ekonomi SMA 8 Bandung Adang Joppy Lili, 58.

Calon Haji yang tinggal di kawasan Jalan Babakan H Tamim, RT 05/RW 13, Kelurahan Padasuka, Kota Bandung itu dikabarkan menjadi salah satu korban tewas dari kejadian tersebut setelah sebelumnya menjalani perawatan.

Berita meninggalnya Adang baru diterima keluarga pada pukul 06.00 Minggu (13/9). Hal tersebut dijelaskan, anak pertama Adang, Yoga Permana, 27. Sambil meneteskan air mata, Yoga mengatakan, kekhawatirannya itu terjadi setelah mendapatkan kabar dari crisis center. ”Saat itu, kami belum mendapatkan nama-nama korban. Mamah juga ada di sana sama belum dapat kepastian,” jelas dia kepada wartawan di kediamannya, kemarin (13/9).

Yoga menjelaskan, almarhum ayahnya berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci bersama ibunya yakni Herma Sarimaya, 48, dengan kloter 16 Bekasi, KBIH Bina Fitroh pada 27 Agustus 2015 lalu. Yoga mengaku, dirinya terakhir berhubungan dengan sang ayah melalui telepon selular sehari sebelum peristiwa tumbangnya crane. Bahkan, sang ayah meminta Yoga untuk menjemput sepulangnya dari tanah suci pada 5 Oktober 2015 mendatang.

Dia mengaku, tak memiliki firasat apapun mengenai kematian ayahnya. Hanya saja dia gelisah saat mendengar adanya kejadian crane roboh dan mengakibatkan sejumlah calon haji meninggal dunia dan luka-luka.

’’Bapak ngasih kabar saat mau salat subuh di sana. Itu terakhir kalinya saya berhubungan dengan bapak sebelum kejadian crane roboh,’’ paparnya.

Yoga mengaku, kabar dari pihak krisis center tidak memberikan informasi mendetail. Termasuk penyebab kematian sang ayah. Namun saat kejadian, ayah dan ibunya itu sedang terpisah. Sebab, pada saat kejadian semua calon haji akan melakukan salat maghrib. Dengan alasan itu, kata dia, calon haji akhwat dan ikhwan harus dipisahkan.

”Bapak sedang ada di dekat Kakbah nunggu salat maghrib. Sedangkan mamah ada di dalam masjid. Sampai adanya kejadian bapak sama mamah hilang kontak sampai ada kabar bapak jadi korban,” paparnya.

Terkait ayahnya yang akan dimakamkan di Makkah, pihaknya bersama keluarga telah mengikhlaskan. Apalagi, sang Ayah memang bercita-cita ingin menghembuskan nafasnya di tanah suci.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan