Dituduh Tilep Uang Kadeudeuh, Umuh Muchtar Tersudut

Bandung – Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar gusar. Pria berkumis tebal ini risau karena dituduh uang kadedeuh sebagai bonus pasca Persib meraih juara Indonesia Super League (ISL) 2014.

Teknisnya, ada sekitar sekira sembilan pesan singkat bernada sumbang diterima Umuh. SMS yang beralamat ke ponselnya itu mengatasnamakan dari beberapa perwakilan bobotoh.

Untuk diketahui, seusai meraih kampiun Atep cs dijanjikan bonus sebesar Rp 1,5 miliar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

”Itu memang benar saya sangat-sangat kaget, bukan satu dua nomor tapi ada beberapa orang berturut-turut,” tandas Umuh di Graha Persib, Jalan Sulanjana, kemarin (13/8).

”Isinya menyebutkan uang sudah diterima dari tiga bulan yang lalu dan bertanya kenapa itu belum dibagikan,” tambahnya.

Menyikapi hal itu, jelas Umuh menyanggah. Sebab, dia mengaku, tak sepeserpun tak pernah menerima uang ”kadeudeuh”. Malah dia mengaku, hingga saat ini masih menunggu-nunggu dana tersebut cair.

”Mungkin bisa saja uang itu sudah dibagikan, tapi belum sampai ke sana. Gubernur harusnya mengklarifikasi ini,” jelasnya.

Umuh merinci, SMS tuduhan tersebut mulai dia terima sejak Senin (10/8). Secara pribadi, dia tak ingin minum dari keringat pemainnya sendiri. Artinya, Umuh tak akan tega merampas uang yang sebenarnya hak dari Atep cs. Karena itu, dia ingin ada klarifikasi dari pihak Pemprov.

”Saya akan kembalikan lagi kepada Gubernur (Ahmad Heriawan), saya minta jawaban nanti bagaimana, saya baik-baik sama pak Gubernur,” jelasnya.

Berbeda dengan kadedeuh dari Pemprov, Umuh membeberkan, pihaknya sudah menerima bonus dari pihak Pemerintah Kota Bandung.

”Kalau Wali Kota sudah langsung memberikan bonus. Dari dia tidak pakai APBD tapi mengumpulkan teman-temannya yang cinta dengan Persib,” ulasnya.

Umuh mengaku sangat menyayangkan dengan adanya tuduhan itu. Dia khawatir uang kadedeuh tersebut sudah diamankan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. ”Mungkin bisa saja uang itu sudah dibagikan, tapi belum sampai,” pungkasnya.

Pembatasan Gaji Pengaruhi Kualitas

Di bagian lain, Umum menilai pembatasan gaji pemain justru akan mengurangi kualitas bertanding. Seperti diketahui, PT Liga Indonesia (LI), melalui CEO LIGA, Joko Driyono mewacanakan tiga opsi soal gaji pemain yaitu Financial Fair Play, Salary Cap dam Budgeting Cap. Hal ini dilakukan demi perbaikan dan kompetisi ISL lebih profesional.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan