Harga Kepokmas Kembali Turun

 

[tie_list type=”minus”]Pasokan Lancar dan Stok Aman untuk Satu Bulan[/tie_list]

CIMAHI – Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di pasar tradisional Kota Cimahi berangsur menurun. Hal itu disebabkan pasokan beberapa komoditas pasca lebaran mulai lancar. Salah satunya di Pasar Tradisional Cimindi jalan Maharmartanegara.

Dari data tertulis, ada beberapa jenis komoditas yang harganya mulai menurun. Di antaranya, telor, cabai dan bawang. Untuk harga telor, dari Rp 22 ribu menjadi Rp Rp 19 ribu per kilogram. Harga daging ayam Rp 40 ribu menjadi Rp 31 ribu hingga Rp 32 ribu per kilogram. Sementara untuk harga daging sapi turun dari Rp 130 ribu menjadi Rp 98 ribu hingg Rp 110 ribu per kilogram.

Sementara untuk harga cabai jenis tanjung, dari Rp 50 ribu hingg Rp 60 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram, cabe keriting Rp 50 ribu hingg Rp 60 ribu menjadi Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram, cabe rawit merah dari Rp 80 ribu turun menjadi Rp 60 ribu per kilogram, cabe rawit hijau Rp 60 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram, bawang merah dari Rp 30 ribu menjadi Rp 22 ribu per kilogram.

Pengelola Pasar Tradisional Cimindi Agus Pendi mengatakan, penurunan harga tersebut dikarenakan, pasokan dari petani saat ini lancar, sehingga stok pun diperkirakannya cukup untuk satu bulan ke depan.

”Kalau dibandingkan dari sebelum lebaran, terjadi penurunan. Namun harga tersebut bisa dibilang masih tinggi, karena kenaikan sebelumnya tinggi juga,” katanya.

Meskipun harga berangsur turun, Agus mengaku, untuk pembeli di Pasar Cimindi hingga saat ini masih belum normal. Dia memperkirakan, masyarakat yang belanja di pasar sekitar 40 persen dibandingkan hari biasanya.

”Mungkin masyarakat masih kecapaian saat mudik lebaran dan masih berbelanja di warung terdekat di sekitaran rumahnya,” katanya.

Sementara itu salah seorang pedagang di Pasar Cimindi Ahmad, 50, mengatakan, meski harag sejumlah kebutuhan pokok masyarakat sudah mulai menurun, namun untuk jenis kacang-kacangan justru malah naik.

”Mungkin ini karena sulitnya pasokan barang akibat cuaca kemarau atau banyak petani yang gagal panen,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan