Terapkan Ilmu Arsitek dalam Bisnis

[tie_list type=”minus”]Marsya Rebecca, Salah Satu Founder Es Krim Sayur[/tie_list]

Siapa sangka mahasiswa jurusan arsitektur ternyata bisa berbisnis juga. Buktinya, Marsya, Fajrin, dan Iqrar berhasil menjalankan bisnis es krim sayur yang saat ini sedang hits di Kota Bandung.

Syanne Ayuresta, Sumur Bandung.

MASHBASH
SYANNE AYURESTA/BANDUNG EKSPRESYOUNG ENTREPRENEUR: Marsya Rebecca, salah satu dari tiga pemilik kafe Masbash yang menjual es krim sayuran.

BERSAMA dua orang temannya, pemilik nama lengkap Marsya Rebecca bertekad menjadi seorang pengusaha yang memiliki produk menyehatkan. Lulusan arsitektur ITB 2011 ini mantap berbisnis, meski diakuinya tidak mudah.

Es krim sayuran adalah produk buatan rumah. Kisahnya berawal dari mencoba resep yang diperoleh dalam buku memasak. Di kosan Iqrar dan Fajrin-lah ide tersebut datang. Walaupun hanya bermodalkan satu buah kompor, mereka akhirnya berhasil menciptakan es krim sayuran.

Dengan terciptanya es krim tersebut, dirasa belum cukup jika harus dilempar ke pasaran. Sebab, diakui perempuan kelahiran 25 tahun silam ini, mereka cenderung takut untuk memasarkan produk. ”Kita tuh udah sependapat, satu ide, pokoknya satu kepala. Nah, pas merasa produk belum siap untuk dilempar ke pasaran. Itulah yang bisa dianggap salah satu penghalang bisnis kami belum terbentuk,” ujarnya saat ditemui Bandung Ekspres di Kafe Masbash Jalan Mataram Nomor 2, Kota Bandung,

Sebelumnya, Marsya bekerja di salah satu mall di Bandung. Diakuinya, dia menyukai pekerjaan yang berhubungan langsung dengan orang banyak. Namun, jika dibandingkan memiliki bisnis, dia merasa lebih banyak memiliki waktu senggang. Selain bertugas sebagai pemegang operasional kafe, dia juga menyibukkan diri sebagai relawan, riset kota, dan memberi pelatihan entrepreneur.

Walau memiliki latar pendidikan arsitektur, bukan berarti dia menanggalkan gelarnya dan menjadi pembisnis. Di kafe itulah mereka mengaplikasikannya. Sebab, menurut Marsya, masih banyak yang perlu diperbaiki lagi dari segi tempat. ’’Kayak tangga, kan ada standar untuk anak-anak. Bangku sengaja kita bikin santai, karena es krim kan bukan makanan pokok,’’ tuturnya.

Tinggalkan Balasan