Krisis Tiongkok Ganggu Perdagangan

[tie_list type=”minus”]Bisa Lebih Buruk dari Yunani [/tie_list]

JAKARTA – Kalangan pengusaha berharap pasar saham Tiongkok bisa kembali pulih supaya tidak menambah berat kondisi perekonomian global. Anjloknya pasar saham Tiongkok cukup mengkhawatirkan. Sebab, negara itu merupakan salah satu mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia.

Krisis Tiongkok Ganggu Perdagangan
ISTIMEWAMENURUN: Analis Vibiz Research Vibiz Consulting memperkirakan pergerakan indeks benchmark di bursa saham Tiongkok cenderung mengalami penurunan. Indeks komposit Shanghai tersebut diperkirakan akan bergerak pada kisaran 2030 – 2070 poin.

”Komitmen investasi dan perdagangan Tiongkok di Indonesia lumayan besar. Jangan sampai itu terganggu karena anjloknya pasar modal mereka. Kalau itu terjadi, secara tidak langsung efeknya akan berdampak ke kita-kita yang punya komitmen kerja sama dengan pengusaha Tiongkok,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdhani kemarin.

Dia menyatakan, kalangan pengusaha cukup khawatir dengan kondisi perekonomian Tiongkok akhir-akhir ini. Bahkan, dia menuturkan lebih mengkhawatirkan memburuknya kondisi ekonomi Tiongkok daripada Yunani. ”Tapi, sebisa mungkin kita tidak boleh panik asalkan efeknya masih terjaga,” ungkapnya.

Untuk mengatasi dampak anjloknya pasar modal Tiongkok, kata dia, pemerintah perlu mempercepat pelaksanaan substitusi impor agar tak terlalu bergantung dengan ekonomi Negeri Panda tersebut. ”Salah satu yang perlu dilakukan pemerintah adalah memperkuat sektor riil untuk menyubstitusi impor. Dengan begitu, ke depan kita tidak perlu panik kalau terjadi apa-apa dengan Tiongkok,” tuturnya.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto berharap anjloknya pasar saham Tiongkok hanyalah sementara. Dengan kekuatan ekonomi raksasa yang dimiliki Tiongkok serta sistem pemerintahan yang kuat, dia yakin bahwa kondisi itu bisa teratasi. ”Kami berharap kondisi di sana bisa segera diatasi agar kerja sama investasi dan perdagangan dengan Indonesia tidak terganggu,” lanjutnya.

Dia menilai, terpuruknya pasar saham Tiongkok juga memunculkan peluang investasi bagi Indonesia. Sebab, saat banyak pengusaha Tiongkok yang enggan menaruh modalnya di bursa, mereka berpotensi mencari instrumen investasi lain, bahkan ke luar negaranya. ”Bisa jadi dana yang batal masuk bursa malah lari ke Indonesia,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan