Luar Jawa Tumbuh Tinggi

[tie_list type=”minus”]Nonkomoditas Jadi Motor Pertumbuhan[/tie_list]

JAKARTA – Meski perekonomian Indonesia melambat, sejumlah provinsi masih bisa tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Yang menarik, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi berada di luar Jawa.

Menkeu Bambang Brodjonegoro menuturkan, ada dua provinsi yang ekonominya tumbuh tinggi pada kuartal pertama. Yakni Bali dan Nusa Tenggara dengan angka pertumbuhan 9 persen.

’’Jadi dua provinsi itu didukung faktor pariwisata dan jasa. Kedua sektor itu mendominasi pertumbuhan di kedua provinsi tersebut. Yang kedua tertinggi adalah Sulawesi dengan 7 persen. Baru Jawa dengan tingkat pertumbuhan sedikit di atas rata-rata nasional, yaitu lima persen,’’ papar Bambang di Jakarta kemarin (27/5).

Lalu di posisi keempat ada Papua dan Maluku dengan masing-masing pertumbuhan empat persen. Di posisi kelima adalah Sumatra dengan tiga persen dan Kalimantan yang paling berat dengan pertumbuhan satu persen. Dari data tersebut, bisa disimpulkan bahwa ada sejumlah provinsi yang mampu bertahan bahkan tetap tumbuh di tengah perlambatan ekonomi.

’’Kalau lihat dari data tadi, sebenarnya Indonesia Timur masih punya peluang. Bahkan dalam kondisi perlambatan masih punya kemapuan untuk tumbuh, sehingga ada potensi investasi di sana,’’ lanjutnya.

Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tersebut menuturkan, daerah-daerah yang pertumbuhan ekonominya berada di bawah rata-rata nasional tersebut masih mengandalkan ekspor komoditas sebagai motor. Dia mencontohkan, wilayah Kalimantan cukup mengalami tekanan ekonomi karena sangat bergantung pada komoditas seperti batu bara yang harganya merosot. Begitu pula dengan Sumatera yang mengandalkan komoditas karet dan kelapa sawit yang harganya rendah.

’’Ini menunjukkan struktur pertumbuhan ekonomi susah berharap dari ekspor karena sangat dipengaruhi naik turunnya harga komoditas. Karena itu, daerah harus bisa keluar dari jebakan komoditas,’’ ujarnya.

Salah satu wilayah yang berhasil keluar dari jebakan komoditas adalah Sulawesi. Dia menuturkan, di tengah harga-harga komoditas yang tengah tertekan, Sulawesi melakukan pengolahan atau hilirisasi. Salah satu yang diolah adalah kakao menjadi produk cokelat. ’’Mereka lakukan pengolahan. Saya lihat di Makassar sudah banyak pabrik pengolahan,’’ paparnya.

Tinggalkan Balasan