Hanya Tiga SMP

Bahasa Indonesia menjadi mata ujian pembuka pagi ini. Meski tidak lagi menjadi ujian “sakral”,” karena bukan penentu kelulusan, pengawas ruang ujian diminta untuk menjaga sungguh-sungguh.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam menjelaskan, unas yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan bukan berarti dijalankan seenaknya. ’’Proses pendistribusian naskah ujian berjalan cukup baik. Pelaksanaan ujiannya juga harus baik,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, aturan tentang pengawasan ujian sudah dibahas detail dalam SOP yang diterbitkan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Nizam menjelaskan SOP antara unas SMA dengan SMP nyaris sama. Perbedaan hanya terletak pada jadwal pelaksanaan unas SMA dan SMP.

SOP Unas 2015 sudah diterbitkan BSNP beberapa pekan sebelum unas SMA dilaksanakan April lalu. Sehingga, dia yakin para guru atau pengawas unas SMP sudah mempelajarinya dengan baik. ’’Jangan ada lagi kelemahan atau pengawasan yang longgar, gara-gara pengawas tidak tahu aturannya,’’ ujar dia.

Pejabat yang khas dengan tas punggung itu menjelaskan, pelanggaran prosedur pengawasan yang rentan terjadi adalah lolosnya siswa membawa HP, tablet, atau sejenisnya ke ruang ujian. Nizam menegaskan perlengkapan elektronik itu sama sekali dilarang masuk ke ruang ujian. Perlengkapan itu ditaruh di tas kemudian dikumpulkan di luar ruang ujian.

Pelarangan ini untuk antisipasi penggunaan HP sebagai alat mencontek. Kunci jawaban bisa saja disebar ke siswa melalui media SMS atau sejenisnya. Meski kunci jawaban yang bakal berseliweran itu belum tentu benar, namun bisa mengganggu pelaksanaan ujian.

Nizam menuturkan, dalam pelaksanaan unas jenjang SMA bulan lalu, masih ada laporan siswa membawa HP atau gadget lain ke dalam ruang ujian. Pihak pengawas yang dimintai keterangan mengaku, tidak tahu kalau HP masih dilarang dibawa ke dalam kelas. Sebab setelah unas tidak menjadi penentu kelulusan, dianggap HP boleh dibawa ke dalam ruang ujian. ’’Meski tidak lagi menjadi penentu kelulusan, HP tidak boleh dibawa masuk,’’ tegas Nizam.

Terkait dengan kabar-kabar soal ujian yang bocor, Nizam mengatakan belum menerima laporan hingga kemarin (H-1 ujian). Dia berharap, pelaksanaan Unas SMP berlangsung dengan tenang. Siswa juga diharapkan lebih percaya diri mengerjakan seluruh butir soal ujian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan