Wacanakan Bangun Lahan Parkir

[tie_list type=”minus”] Wisatawan Diimbau Gunakan Angkutan Transportasi Umum[/tie_list]

NGAMPRAH – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana akan membangun lahan parkir di Kecamatan Kembang. Wacana ini untuk memfasilitasi para pengunjung kawasan wisata di Lembang agar tidak memarkirkan kendaraannya di badan jalan.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) KBB Agus Gusmana menyatakan, dengan adanya lahan parkir di lokasi wisata akan memberikan ruang yang lebih aman dan nyaman bagi para pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. ”Terkadang kalau kita lihat pada saat banyaknya pengunjung, karena minim lahan parkir sering memarkirkan di sembarangan tempat hingga ke badan jalan,” bebernya kepada wartawan di Ngamprah, kemarin (27/4).

Agus menambahkan, lahan parkir tersebut nantinya akan digunakan oleh wisatawan yang memarkirkan kendaraan roda empat maupun roda dua. Di mana nanti, apabila para wisatawan ingin berkeliling ke sejumlah tempat wisata lainnya tinggal menggunakan transportasi umum. Sehingga para wisatawan tidak harus lagi menggunakan kendaraannya untuk mencapai tempat tujuan wisata lainnya, sehingga jalanan tidak penuhi kendaraan pribadi. ”Konsepnya, nanti setiap kendaraan wisatawan di parkir di tempat parkir yang sudah disediakan. Apabila wisatawan ingin berkeliling atau menuju ke tempat lain tinggal pake kendaraan umum saja,” imbuhnya

Sementara untuk sarana transportasi umum, Agus belum bisa memberikan gambarannya secara gamblang. Karena hal itu, menurutnya, masih dalam tahap wacana. Selain itu, pihaknya masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak pengembang yang akan menjalankan proyek tersebut. ”Belum ke arah sana. Ini juga masih dalam wacana pemerintah. Nanti kalau sudah ada perencanaannya, akan di kasih tahu lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Jajang Ruhiat mengakui, kemacetan Sabtu dan Minggu di Lembang sudah lama terjadi. Namun sekarang kondisinya bertambah parah dan menyebar hingga ke jalan alternatif. ”Kemacetaan ini terjadi pada waktu weekend di sejumlah titik wisata yang kerap menimbulkan kemacetan. Bayangkan saja, kemacetan dapat mencapai 10 km,” sesalnya.

Penambahan dan perluasan ruas jalan, lanjut Jajang, sudah menjadi harga mati untuk memecahkan persoalan kemacetan. Disamping itu untuk jangka pendeknya Dinas Perhubungan harus meninjau ulang amdal lalu lintas terhadap sejumlah objek wisata. ”Perlu kiranya dipertanyakan amdal lalu lintas yang dikantongi para pemilik tempat wisata. Apa ada yang salah pada amdal lalu lintas atau jangan-jangan tidak memiliki amdalnya,” kata Jajang. (drx/fik)

Tinggalkan Balasan