JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengintensifkan upaya pemilahan sampah dari sumbernya. Seluruh wilayah didorong aktif menyosialisasikan pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga agar tidak sepenuhnya bergantung pada pemerintah.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa partisipasi warga menjadi kunci dalam penanganan sampah yang lebih efektif. Dia meminta semua harus bergerak.
“Masyarakat mulai memilah dari rumah, sementara pihak kewilayahan wajib terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Kita tetap harus rajin mengingatkan agar budaya pilah sampah ini terbentuk,” katanya di Kelurahan Sekeloa, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Sampah Terbawa Arus Sungai Jadi Bom Waktu, Pemkot Bandung Lakukan Langkah CepatRp5 Miliar Digelontorkan, Bandung Rekrut Ribuan Petugas Pemilah untuk Atasi Krisis Sampah
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menilai wilayah seluas sekitar 117 hektare itu perlu memiliki fasilitas khusus pengelolaan sampah agar tidak terus menumpuk di TPS.
Dia lantas mendorong warga agar lebih mandiri memisahkan sampah sejak dari rumah masing-masing. Upaya ini diharapkan memperkuat pengurangan volume sampah dari tingkat rumah tangga.
“Kita upayakan agar di Sekeloa ada tempat pengelolaan sampah organik. Dengan begitu, pengolahan sampah bisa dilakukan di tingkat kelurahan dan tidak menumpuk di TPS,” ujar Farhan.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung terus mengoptimalkan berbagai metode pengolahan sampah untuk mengatasi keterbatasan pembuangan ke TPA Sarimukti. Kepala DLH Bandung, Darto, mengatakan saat ini sudah ada 13 titik pengolahan yang beroperasi.
“Di kota, kita sudah memiliki 11 titik. Hari ini tambah dua, jadi sudah 13 titik yang beroperasi,” kata Darto saat dihubungi Jabar Ekspres, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, seluruh metode pengolahan terus dimaksimalkan. “Upayanya kita adalah mengoptimalkan semua metode pengolahan yang ada, dari mulai magotisasi, komposting, loseda, dan Kang Pisman. Semua metode termasuk pengolahan berbasis termal atau insinerator,” ujarnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, lanjut Darto, merekrut 597 petugas pengelola atau caslah yang ditempatkan di tingkat RW untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan efektif.
Baca Juga:DLH Bandung Siap Antisipasi Penumpukan Sampah di Asia Afrika Festival 2025Bandung Kewalahan Kelola Sampah, Pemprov Belum Restui Tambahan Kuota ke Sarimukti
“Harus ada petugas yang in-charge, yang memastikan semuanya bisa dilakukan dengan baik,” lanjutnya.
Selain itu, DLH juga mengkaji penggunaan berbagai teknologi termal. “Di teknologi termal itu kan ada insinerator, pirolisis, gasifikasi, plasma dingin, dan juga nanoplasma,” ujar Darto.
