BabatuRun 2025: Saat Lari Jadi Bahasa Kebaikan di Kota Bandung

BabatuRun 2025: Saat Lari Jadi Bahasa Kebaikan di Kota Bandung
BabatuRun 2025: Saat Lari Jadi Bahasa Kebaikan di Kota Bandung
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pagi itu, udara di kawasan Kiara Artha Park, Kota Bandung, masih lembut dan basah oleh embun.

Matahari yang malu-malu menembus sela pepohonan, menyapa satu per satu wajah-wajah bersemangat yang telah berkumpul sejak pukul lima. Mereka datang dengan sepatu lari yang terikat kuat, nomor dada tersemat rapi, dan senyum yang sama: semangat untuk berlari.

Namun, BabatuRun 2025 bukanlah sekadar ajang olahraga biasa. Di balik keringat yang akan menetes dan langkah yang akan berjejak, ada semangat sosial yang hangat, ada empati yang berlari bersama setiap peserta.

Baca Juga:Revitalisasi Tangki LNG Arun Capai 81 Persen, Target Beroperasi Akhir 2025Pemprov Jateng Buka Hotline Aduan Keracunan Menu MBG

Diselenggarakan oleh Itqan Peduli dengan dukungan Kitabisa.com dan SalingJaga, BabatuRun hadir dengan tema yang sederhana tapi sarat makna: “Berlari Sasarengan, Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh.”

Tema itu bukan sekadar slogan. Di dalamnya tersimpan filosofi Sunda yang telah hidup turun-temurun — ajakan untuk saling menguatkan, saling mengasihi, dan saling menjaga. Maka, di setiap kilometer lintasan sejauh 5,3 km yang ditempuh para pelari, ada semangat untuk memperkuat tubuh dan menebalkan kepedulian terhadap sesama.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, yang pagi itu hadir dan ikut melepas ratusan pelari dari garis start, menyebut BabatuRun sebagai kegiatan yang “sehat secara jasmani dan rohani”.

“Kegiatan ini bukan cuma soal olahraga. Tapi juga soal membangun jiwa, soal kebahagiaan bersama. Bahkan memberi dampak ekonomi bagi kota,” ujarnya, Minggu (12/10).

Menurut Erwin, kehadiran peserta dari luar kota hingga luar provinsi turut menggerakkan sektor wisata dan ekonomi Bandung.

“Ada yang datang dari Palembang, ada yang menginap di hotel, kulineran, belanja. Artinya PAD Kota Bandung juga ikut meningkat,” ujarnya sambil memberi apresiasi kepada panitia yang sukses menggelar acara tanpa menimbulkan kemacetan sama sekali.

Bagi Adhy Suryadi, Ketua Pembina Itqan Peduli, BabatuRun bukan sekadar perhelatan olahraga, melainkan wujud nyata filosofi gotong royong. Setiap peserta yang mendaftar, kata Adhy, tak hanya membeli tiket lari, tetapi juga otomatis berdonasi untuk anak-anak yatim dan UMKM binaan Itqan Peduli.

0 Komentar