Pemanfaatan Sampah Plastik untuk Pembangunan Bisa Bantu Selamatkan Hutan?

Pengelolaan Sampah untuk Pembangunan Bisa Bantu Selamatkan Hutan?
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid ramah lingkungan, di Peacesantren Welas Asih, Garut, Jawa Barat, Minggu (14/9/2025). Dok. Kemenhut RI
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah mengklaim pemanfaatan sampah yang dikelola untuk pembangunan fasilitas umum dapat membantu mewujudkan pembangunan ramah lingkungan, dan turut menjaga kelestarian hutan.

Hal itu disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, dalam keterangannya, Senin (15/9/2025). “Mengubah masalah sampah menjadi berkah, dan mengubah niat membangun menjadi aksi nyata menyelamatkan hutan.

Pemanfaatan sampah untuk pembangunan itu, kata dia, seperti yang dilakukan Irfan Amlee dalam pembangunan fasilitas umum, yakni pembangunan masjid di Garut, Jawa Barat.

Baca Juga:Tunggak Iuran hingga Tak Daftarkan BPJS Ketenagakerjaan Pekerja, 41 Perusahaan di Jabar Dipanggil KemnakerPT GAG Nikel Kembali Beroperasi, Penyelesaian Tambang di Raja Ampat Hanya Omon-Omon?

Dalam pembangunan Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim di Peacesantren Welas Asih, Garut, Jaawa Barat, Irfan Amlee memanfaatkan 12 ton limbah plastik untuk membangun fasilitas umum tersebut.

Menhut yang baru-baru ini mendapat kritik dari publik lantaran kedapatan bermain domino dengan salah satu pembalakan liar, Aziz Wellang, itu mengaku kagum dengan inovasi pembangunan masjid yang didirikan tahun 2021 tersebut.

Bukan hanya inovasi Irfan dalam pemanfaatan sampah, Raja Juli juga mengaku kagum lantaran hal itu setidaknya dapat membantu menyelamatkan hingga 8.000 pohon di hutan.

“Saya mendapat informasi bahwa masjid kembar ini akan dibangun menggunakan 12 ton sampah plastik. Angka ini sendiri sudah sangat mengagumkan, tapi, yang membuat saya sebagai Menteri Kehutanan tergerak adalah pemanfaatan 12 ton sampah plastik ini diperkirakan setara dengan menyelamatkan 8.000 batang pohon dari penebangan,” paparnya.

Pembangunan masjid ini sendiri mengusung konsep ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah organik dan anorganik.

Selain 12 ton limbah plastik, pembangunan masjid ini juga disebut turut memanfaatkan dan menggunakan sebanyak 24 ton gabah padi.

Menhut Raja Juli pun berharap masjid kembar ini menjadi inspirasi bagi pembangunan masjid maupun bangunan publik lain, sehingga masalah sampah dapat serta niat membangun menjadi aksi menyelamatkan hutan.

Baca Juga:Menkeu Tarik Rp200 Triliun dari BI untuk Suntikan Dana Himbara, Solusi Percepat Perputaran Ekonomi?Kumpulkan Bupati-Wali Kota dan DPRD Se-Jateng, Ahmad Luthfi: Tidak Ada Kenaikan Tunjangan!

“Saya berharap, Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim ini akan menjadi contoh, sebuah purwarupa yang menginspirasi pembangunan masjid-masjid lain, gereja, pura, wihara, dan bangunan publik lainnya di seluruh Indonesia untuk mengadopsi prinsip yang sama,” kata Raja Juli Antoni.

0 Komentar