JABAR EKSPRES – Upaya mendorong kemandirian dan pemberdayaan penyandang disabilitas terus diperkuat.
Hal ini tercermin dalam kunjungan Anggota DPR RI Komisi VIII, Atalia Praratya, ke SLBN Citeureup Kota Cimahi, pada Senin (4/8/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Atalia hadir dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan yang melibatkan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Kota Cimahi.
Baca Juga:Sebanyak 16 Juta Penduduk Akses CKG, Kini Digeber ke PelajarBukan di Shirakawa, Tapi di Bogor! Ini Dia Kampung Tokyo di Kaki Gunung Halimun
“Atalia menegaskan pentingnya ruang inklusi bagi seluruh lapisan masyarakat, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun pendidikan,” ujarnya saat ditemui Jabar Ekspres usai kegiatan.
Menurutnya, negara sudah memberikan kesempatan setara melalui berbagai regulasi. Kini saatnya semua pihak bergandengan tangan untuk mengisi ruang-ruang tersebut.
“Jadi kami hari ini memberikan pelatihan bagi mereka-mereka ini, agar para penyandang disabilitas juga punya kemauan, semangat, dan keyakinan bahwa mereka bisa mandiri, maju, dan berkembang,” kata Atalia.
Pelatihan tersebut diikuti lebih dari 100 peserta disabilitas dan sekitar 120 pendamping. Atalia menyebut bahwa kolaborasi seperti ini harus terus digencarkan agar dampaknya berkelanjutan.
“Setelah pelatihan ini, kita akan lanjutkan dengan pendampingan. Harapannya, ke depan mereka bisa benar-benar mandiri,” tuturnya.
Ia juga menyinggung, dunia usaha sebenarnya terbuka untuk mempekerjakan penyandang disabilitas, namun masih ada kekhawatiran dari pihak keluarga.
“Saya mendapat masukan dari pelaku usaha. Mereka bilang bukan tidak mau memberi kesempatan, tapi terkadang orang tua khawatir, takut anaknya dibully, atau soal transportasi, hingga kemampuan mandiri anaknya,” jelasnya.
Baca Juga:Soroti Gaya Kepemimpinan KDM, Pengamat Kebijakan: Hanya Berdasarkan Intuisi!Film Lyora: Penantian Buah Hati Disambut Penuh Haru, Membawa Pesan Optimisme untuk Pejuang Garis Dua Bandung
Padahal, lanjut Atalia, beberapa penyandang disabilitas terbukti punya etos kerja tinggi.
“Contohnya di housekeeping, mereka bisa kerja lebih keras dan teliti dibandingkan karyawan lainnya. Begitu juga di radio, penyandang disabilitas netra sangat terpakai kemampuannya,” bebernya.
Atalia juga mengapresiasi dukungan sekolah dan para orang tua yang terlibat aktif dalam kegiatan ini. Menurutnya, ini adalah bukti nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari sinergi tingkat lokal.
“Anak-anak ini punya potensi besar untuk mandiri dan sejahtera, asal didampingi dengan benar,” tegasnya.
Saat ditanya soal bantuan, Atalia menjelaskan bahwa sudah tersedia banyak bentuk bantuan dari pemerintah, namun butuh sinergi agar tepat sasaran.
“Kita punya banyak bantuan, tapi pintunya harus diketuk. Di sentra-sentra sudah tersedia bahan baku, peralatan, sampai pelatihan. Namun semua itu perlu kolaborasi, tidak bisa sendiri,” ungkapnya.
