JABAR EKSPRES – Setiap harinya ada ribuan pengunjung yang memilih berliburan ke Museum Geologi Bandung. Sepanjang masa libur sekolah tahun ini, tercatat ada sebanyak 3.000-an pengunjung yang menikmati wisata edukasi tersebut.
Humas Museum Geologi Bandung, Anita Kusumawati menyebutkan, berdasarkan catatan pihaknya, pada periode 28 Juni sampai 9 Juli 2025, ada sebanyak ratusan ribu pengunjung. Terdiri dari pelajar, umum, dan wisatawan mancanegara.
“Rata-rata di liburan tahun ini ada sekitar 3.000 pengunjung per hari. Tanggal 28 Juni – 9 Juli, pelajar (sebanyak, red) 14.994, umum 19.835, dan asing 148,” beber Anita kepada Jabar Ekspres di Museum Geologi Bandung, Kamis (10/7).
Baca Juga:Penataan Resmi Dimulai, Bupati Bogor Komitmen Wujudkan Kawasan Puncak Tertib dan AsriPengemudi Grand Max di Cimahi Terlibat Tabrakan Beruntun, Dua Luka-Luka hingga Sopir Nyaris Dihajar Massa
Dari animo masyarakat, katanya, secara kasat mata pun terlihat ada peningkatan dari jumlah kunjungan. Diprediksi puncak lonjakan pengunjung bakal terjadi pada akhir pekan ini.
“Tapi dari Kamis ini pun sudah ada kenaikan juga. Mungkin ada beberapa warga masyarakat yang rela datang ke sini sebelum persiapan masuk sekolah,” kata Anita.
Sesuai namanya sendiri, lanjut Anita, Museum Geologi, yakni museum khusus yang menyuguhkan informasi kemudian memamerkan koleksi berkaitan ilmu kebumian. Mulai dari bebatuan, mineral dan fosil.
“Ada hal-hal baru juga. Seiring beberapa ruangan direvitalisasi. Ada ruang kebencanaan. Tahun ini baru buka. Lalu ada wahana baru, simulasi gempa bumi,” lanjutnya.
Sementara itu, semenjak April 2025 ada penyesuaian tarif bagi pengunjung, semula bagi pelajar sebesar Rp2.000, umum Rp3.000, dan asing Rp10.000, saat ini menjadi Rp3.000, Rp5.000, dan Rp25.000.
“Tapi saat ini belum ada secara rombongan pelajar. Mengingat libur sekolah. Lebih banyak kunjungan perorangan atau keluarga. Serta pengunjung umum saja,” jelas Anita.
Antisipasi lonjakan pengunjung pada sisa masa liburan sekolah pun digencarkan pihaknya. Anita menjelaskan hal ini dimulai awal masuk, seperti ticketing, hingga pengawasan rombongan. Terlebih bagi para pengunjung yang membawa anak-anak.
Baca Juga:Gedung Lama DPRD Bandung Barat jadi Rebutan, Pemkab Masih Kaji Opsi PemanfaatanPembangunan Jalan Lingkar Padalarang–Cipatat Terhambat, Ternyata Ini Masalahnya!
“Kami menerapkan sistem ticketing mengisi barcode dan data. Lalu pembelian tiket bisa melalui QRIS atau tunai. Nanti ada alur kunjungan masuk supaya masuk dan teratur. Kami juga mengerahkan personel edukator dan keamanan selalu standby melayani pengunjung,” jelas Anita.
“Untuk koleksi ada beberapa yang tidak boleh disentuh. Seperti koleksi fosil dan beberapa yang hanya bisa diperagakan atau diaktifkan petugas. Karena memang untuk meminimalisir kerusakan. Maka para pengunjung diharapkan mengikuti peraturan dan saling menjaga,” pungkasnya. (Nizar)
